Jaksa yang menyelidiki kasus mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried (SBF) diberitakan telah menghubungi Petinggi Partai Demokrat AS untuk meminta informasi tentang sumbangan politik yang diberikan oleh Sam Bankman-Fried tersebut.
Anggota Demokrat dari Komite Nasional Demokrat Amerika Serikat (DNC), Komite Kampanye Kongres Demokrat (DCCC) dan Anggota Kongres Hakeem Jeffries juga dihubungi oleh jaksa SBF untuk di mintai keterangan guna membantu penyelidikan mereka yang sedang berlangsung, menurut laporan New York Times.
Kantor pengacara Amerika Serikat untuk Distrik Selatan New York mengirim email ke pengacara Partai Demokrat Marc Elias, dia menanyakan detail tentang sumbangan yang diberikan oleh SBF. Email serupa dikirim ke anggota lain dari partai Demokrat dan Republik.
Polisi Royal Bahama menangkap SBF pada 12 Desember atas permintaan pemerintah AS, sehari sebelum terdakwa bersaksi di depan Kongres. SBF didakwah dengan delapan tuduhan penipuan keuangan dan pemilu , dugaan penyedotan dana pelanggan berkisar sebesar $1,8 miliar.
Baca Juga : CEO FTX Sam Bankman-Fried dalam Soal Pajak Orang Kaya dan Saluran Amal
Investigasi yang sedang berlangsung seputar sumbangan politik SBF mendapat perhatian karena dia adalah donatur terbesar kedua dari Partai Demokrat , yang membiayai mereka sebesar $39,8 juta.
Pada 17 Desember, tiga kelompok Demokrat terkemuka DNC, Komite Kampanye Senator Demokrat, dan DCCC dilaporkan telah memutuskan untuk mengembalikan donasi terkait SBF kepada investor FTX , yang jumlahnya melebihi $1 juta.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Cointelegraph, juru bicara DNC mengonfirmasi keputusan tersebut:
“Mengingat tuduhan seputar potensi pelanggaran keuangan kampanye yang di berikan oleh Sam Bankman-Fried, kami telah sepakat untuk mengembalikan dana kontribusi sebesar $815.000 sejak 2020. Kami juga akan kembali segera setelah kami menerima arahan yang tepat dalam proses hukum.”
Dua Komite lainnya, DSCC dan DCCC, dilaporkan juga berjanji untuk mengembalikan masing-masing $103.000 dan $250.000 untuk penggantian.
Sumber : cointelegraph.com
