Peluncuran Ethereum 2.0 mencakup transisi dari proof-of-work (POW) ke proof-of-stake (POS), hal ini akan mengubah Ethereum (ETH) menjadi aset deflasi dan merevolusi seluruh jaringan. Upaya tersebut telah menjadi trending topik selama bertahun-tahun. Di sisi lain, upaya ‘merger’ telah dibentuk selama berbulan-bulan. Sayangnya, developer inti Ethereum Tim Beiko mengonfirmasi bahwa merger tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Sejauh ini, penundaan dalam peningkatan jaringan Ethereum bukan merupakan hal baru. Narasi terkait merger Ethereum tidak memiliki efek langsung terhadap harga ETH. Berikut beberapa pendapat analisis terkait merger dalam Ethereum dan bagaimana penundaan upaya tersebut mampu menghambat pergerakan harga ETH.
Staking Rewards Mengharapkan Merger Menjadi Keuntungan Jangka Pendek
Pasca merger, Staking Rewards mengharapkan jumlah ETH yang di-staking meningkat menjadi antara 20 hingga tiga 30 ETH. Angka tersebut akan menghasilkan return staking sebesar 4.2% hingga 6%. Meskipun merger memiliki berbagai manfaat untuk jaringan Ethereum, seperti pengurangan pasokan ETH yang beredar, beberapa masalah utama yang dihadapi jaringan tetap menjadi sebuah hambatan. Beberapa di antaranya adalah biaya transaksi tinggi, kesulitan penggunaan, dan kemacetan jaringan.
Dampak Penundaan Merger Jaringan Ethereum
Peristiwa besar seperti merger seringkali berubah menjadi ‘buy the rumour, sell the news’ di sektor mata uang kripto. Akan tetapi, beberapa analis mengatakan bahwa asumsi tersebut merupakan hal yang tidak benar terkait Ethereum.
Baca juga MuesliSwap Rilis AMM DEX di Milkomeda, Menjembatani Cardano dan Ethereum
Menurut seseorang yang profesional dalam bidang DeFi dan pengguna Twitter ‘Korpi,’ terdapat beberapa faktor yang akan mengubah dinamika penawaran dan permintaan untuk Ethereum seteleh merger. Faktor ini termasuk potensi peningkatan imbalan staking karena pemangku kepentingan juga akan menerima pendapatan biaya.
Singkatnya, setelah transisi menuju PoS, investor institusional dapat mulai melihat Ethereum sebagai semacam obligasi internet dan menghadirkan alternatif yang layak untuk obligasi Treasury Amerika Serikat.
Arthur Hayes, mantan CEO BitMEX membagikan sebuah bagan yang menggambarkan berapa banyak nilai yang bisa hilang dari Ethereum, jika investor masih mencapai break even versus pasar obligasi Amerika Serikat. Berdasarkan grafik tersebut, jika tingkat staking adalah 8%, harga Ethereum dapat menurun sebesar 32.6%. Sehingga, masih sama dengan obligasi bunga 2.5% selama 10 tahun.
Sumber: Cointelegraph