Meta, perusahaan induk Facebook, menderita kerugian lebih dari $40 miliar dalam upaya membangun metaverse. Namun, investor tetap optimis terhadap visi jangka panjang CEO Mark Zuckerberg.
The Wall Street Journal melaporkan, setelah penjelasan Zuckerberg dalam panggilan keuangan kuartal kedua 2023, saham perusahaan melonjak 7%. Kinerja bisnis Meta secara keseluruhan menggembirakan, terutama dengan peningkatan pendapatan di kuartal terakhir.
Meskipun terjadi kerugian, pertumbuhan keluarga aplikasi Meta sebesar $2 miliar membantu menutupi biaya metaverse. Walaupun belum mencapai angka untuk menutupi kerugian $3,7 miliar dari Reality Labs, langkah ini dianggap positif.
Zuckerberg tetap optimistis bahwa masa depan adalah metaverse, di mana internet imersif akan menjadi norma. Prestasi seperti kacamata pintar dan komunikasi imersif mendukung pandangannya ini.
“Saya tidak bisa memberikan jaminan bahwa prediksi taruhan ini akan tepat. Tetapi Saya yakin bahwa inilah arah yang sedang mengubah dunia,” ujar Zuck kepada Cointelegraph.
Meta tengah mempersiapkan peluncuran chatbot AI dengan kepribadian menyerupai manusia. Fokusnya adalah mempertahankan pengguna dengan pengalaman interaksi yang lebih menarik.
Baca Juga :Perusahaan Teknologi A16z, Ciptakan Pacar dari AI
“Saat ini, sekitar 1 miliar hingga 2 miliar individu menggunakan kacamata. Saya percaya bahwa ke depannya, semua orang akan beralih ke kacamata cerdas. Saya berpikir bahwa pengalaman akan semakin mendalam dan menyerupai teknologi realitas virtual (VR) pada masa yang akan datang,” tambah Zuck dalam laporan tersebut.
Selain itu, dunia Web3 mendapat tambahan menarik dengan hadirnya platform eSports baru, menggabungkan konsep metaverse dengan kompetisi gaming.
Tantangan keuangan tidak meredam komitmen Meta terhadap metaverse dan inovasi-inovasinya. Visi ambisius Zuckerberg membangun dunia digital yang lebih terhubung dan imersif terus menjadi sorotan utama dalam perkembangan perusahaan ini. [RH]
