Headlines

Metadee Melakukan Tokenisasi Lima Volume Al-Qur’an Tulisan Tangan Berusia 1400 Tahun

Illust - Bursa Coinberry Menuntut Pengguna atas Pengembalian Bitcoin yang Disalahgunakan
Illust - Bursa Coinberry Menuntut Pengguna atas Pengembalian Bitcoin yang Disalahgunakan
Sumber Asset: New product concept illustration created by storyset – www.freepik.com

Metadee adalah marketplace NFT yang berbasis di Inggris. Dan baru-baru ini, Metadee telah mengumumkan rencananya untuk melakukan tokenisasi dan menjual kelima volume manuskrip Al-Qur’an tulisan tangan tertua yang tersedia di domain publik. Metadee, yang menawarkan karya seni digital dan koleksi dari seluruh dunia, mengatakan pada bulan Juli bahwa mereka telah melakukan tokenisasi volume ketiga, keempat dan kelima dari salinan Al-Qur’an yang ditulis tangan oleh juru tulis pribadi Nabi Muhammad S. A. W., Zayd ibn Thaabit.

Dan saat ini, mereka mengonfirmasi bahwa kelima volume sudah akan tersedia sebagai NFT. Sehingga, publik pun sudah bisa membelinya. Selain itu, salinan fisik untuk volume satu dan dua juga nantinya akan dilelang. Dalam koleksi ini, masing-masing untuk volume ke tiga, empat, dan lima akan berisikan satu juta NFT secara total. Dan setiap NFT-nya diberi harga $200. 

Di sisi lain, penawaran untuk pelelangan koleksi NFT pada volume satu dan dua akan dimulai dengan harga $25 juta per volumenya. Terlepas dari harganya yang begitu mahal, pemenang lelang tersebut tak hanya akan mendapat NFT saja, tapi juga salinan fisik dari manuskrip tersebut. 

Terkait proyek NFT ini, pendiri Metadee, yaitu Deepali Shukla, mengungkapkan bahwa karena nilai sejarah dan budayanya yang tak terukur, manuskrip tersebut dilihat sebagai harta karun yang berharga oleh para penganut agama Islam dan kolektor seni.

Baca juga: NFT Domain ENS Menjadi Aset yang Paling Banyak Diperdagangkan di OpenSea

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa manuskrip Al-Qur’an langka ini diyakini telah ditulis pada tahun 632 M. Dan telah disahkan dan disertifikasi oleh Laboratorium Penelitian Universitas Oxford untuk Arkeologi dan Sejarah Seni, otoritas global terkemuka dalam penanggalan artefak arkeologi menggunakan teknologi radiokarbon yang dapat membantu memperkirakan periode sebuah artefak berasal.

Sementara itu, Shukla juga menjelaskan bahwa selain dapat memiliki dan melestarikan artefak yang unik dan bersejarah penting tersebut, setiap individu yang memiliki NFT semacam itu dapat meneruskannya ke generasi mendatang. Hal ini dapat mereka lakukan dengan menggunakan bukti kepemilikan yang diamankan di blockchain.

Sumber: arabnews.com