Facebook resmi mengubah nama perusahaan mereka menjadi ‘Meta’ pada 28 Oktober 2020. Di samping itu, pertumbuhan ekponensial dalam minat pada Metaverse semakin meningkat sehingga para eksekutif dari lembaga perbankan terkemuka mempertimbangkan Metaverse. Morgan Stanley, salah satu bank invstasi terbesar di dunia, mengajukan mosi percaya untuk Metaverse. Pihak Morgan Stanley mengebut ‘Metaverse’ sebagai ‘tema investasi besar berikutnya’.
Metaverse, dipopulerkan oleh pendiri Facebook Mark Zuckerburg, adalah dunia virtual terdesentralisasi dan dunia virtual ini memberi pengalaman mendalam kepada orang-orang di seluruh penjuru dunia agar dapat bertemu, bermain, menonton bahkan berdagang secara virtual. Beberapa perusahaan besar sudah merasakan manfaat layanan Metaverse ini seperti Meta Platfoms Inc. (sebelumnya bernama Facebook) dan Microsoft telah mengalihkan fokus mereka ke iterasi Internet berikutnya.
Baca juga CEO Nvidia: Metaverse akan Jauh, Jauh Lebih Besar daripada Dunia Nyata;
Morgan Stanley memperkirakan bahwa proyek Metaverse kelak mendominasi sebagian besar pasar investasi di tahun-tahun mendatang. Edward Stanley, ahli strategi Morgan Stanley, mengutarakan bahwa Metaverse secara mendasar dapat mengubah cara manusia bersosialisasi dengan orang lain melalui media.
Dengan Metaverse, seseorang dapat mempelajari maupun berkontemplasi mengenai aset digital seperti Non-Fungible Token (NFT). Semakin banyak perusahaan mulai merambah Metaverse bahkan telah memasukkan kegiatan dan elemen ini ke dalam proyek perusahaan mereka. Deretan perusahaan seperti Roblox, Naver, dan lainnya sedang dalam tahap membangun Metaverse di platform perusahaan mereka. Baru-baru ini, Disney menungkapkan minat mereka pada Metaverse dengan alasan menghubungkan dunia fiksi dan digital untuk memungkinkan bercerita tanpa batas.
Edward Stanley berkomentar mengenai perusahaan-perusahaan mulai memasukkan elemen Metaverse ke dalam proyek mereka, ia berkata bahwa pemberitaan mengenai konsep Metaverse terus bertambah, begitu pula dengan perusahan-perusahaan merangkul konsep itu semakin bertambah.
Namun di sisi lain, Edward Stanley berpandangan Metaverse ini masih dalam tahap yang sangat awal, dalam artian Metaverse memang ada, tetapi belum dalam “bentuk paling murni”. Ia menjelaskan bahwa Metaverse akan memakan waktu bertahun-tahun dan memerlukan kolaborasi antarperusahaan untuk memungkinkan para pengguna mendapat berbagai pengalaman serta membuat avatar dan aset digital mereka ke dalam Metaverse.
Target pengguna Metaverse mayoritas adalah para gamer muda. Menurut sebuah laporan, usia rata-rata gamer terus meningkat dan Metaverse bisa diakses melalui ponsel pintar ataupun platform gaming komputer. Oleh karena itu, ini adalah alasan lain mengapa permainan berbasis kripto dan menggabungkan NFT juga berkembang pesat. Beberapa juga menyetujui bahwa kombinasi game dan Metaverse dapat membawa satu miliar pengguna ke sektor ini. Lark Davis, salah satu penggiat sektor kripto, berbagi pandangannya mengenai Metaverse dan game berbasis kripto melalui akun Twitter pribadinya:
“Game #crypto dan metaverse akan menjadi area teratas untuk keuntungan di tahun-tahun mendatang. Saya pribadi mengalokasikan lebih banyak modal untuk sektor ini dan akan terus melakukannya. Game ini akan membuat banyak orang memilih ‘red pill’.” (Lark DAVIS -@TheCryptoLark, 5 November 2021)
Secara keseluruhan, Metaverse telah menggunjang sektor kripto. Selama sebulan terakhir, token Metaverse mendapat kepopularitas begitu masif dan menjadi pusat perhatian media massa. Sesuai laporan pada Coingecko.com baru-baru ini, kapitalisasi pasar Metaverse per 14 November 2021 adalah $27,6 Miliar, perubahan 3,4% dalam 24 jam terakhir.
Sumber: https://ambcrypto.com/metaverse-grabbing-eyeballs-morgan-stanley-calls-it-next-big-investment-theme/