DApp DeFi berbasis Ethereum? Industri sektor crypto telah mengasilkan produk-produk unggulan beberapa tahun belakangan ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh DappRadar, hasil penelitian ini disimpulkan bahwa walaupun ada peningkatan popularitas dari NFT (non-fungible token) di sektor crypto, tetapi hal tersebut tidak sebanding dengan performa De-Fi (decentralized finance).
Sektor De-Fi berhasil menggaet lebih dari 590.000 dompet aktif unik harian pada kuartal ketiga tahun ini, akumulasi dari dompet tersebut bernilai sebesar $ 178 miliar. Saat ini De-Fi berbasis Ethereum masih menjadi De-Fi yang paling dominan. Selain itu, Binance Smart Chain (BSC) turut mendapatkan peringkat teratas sebagai platform De-Fi yang digandrungi para investor crypto.
Baca juga Platform NFT Bertema Counter Strike akan Segera Hadir di Ethereum Immutable X!
Konstributor terbesar untuk pencapaian De-Fi berbasis Ethereum ini adalah transaksi yang dilakukan para ‘whale’ di dApp pinjaman. Walaupun tidak memiliki definisi secara autentik, sebutan ‘whale’ diperuntukkan bagi orang-orang yang mengantongi aset cryptocurrency dalam volume yang besar. Selain itu, dApp (decentralized application) merupakan aplikasi yang dibangun di atas jaringan terdesentralisasi dengan menggabungkan smart contract dan frontend user interface.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan, dApp Ethereum mencatat adanya aktivitas ‘whale’ yang sangat aktif dibantingkan aktivitas mereka di dApp milik BSC. Menurut DappRadar, ukuran rata-rata transaksi di Aave (milik Ethereum) selama kuartal ketiga diukur sekitar $461.000, sedangkan Alpaca Finance (milik BSC) mencapai $72.000.
DappRadar menambahkan bahwa mekanisme gas fee berubah karena peningkatan aktivitas transaksi di London, De-Fi berbasis Ethereum masih tetap merupakan ekosistem yang menguntungkan bagi ‘whale’.
Walaupun BSC menawarkan sistem fee yang lebih ramah, tetapi penggunaan jaringan dApp tertinggi tetap berada di jaringan Ethereum. Proyek seperti MakerDAO, Aave, dan Compound menjadi tonggak utama untuk menggaet pengguna Ethereum untuk menggunakan De-Fi berbasis Ethereum ini. Meskipun MakerDAO adalah protokol peminjaman yang di-hosting di Ethereum, protokol itu menjadi relevan karena De-Fi ini menjadi pemasok DAI stablecoin.
Tidak seperti aplikasi peminjaman, pengguna MakerDAO hanya dapat meminjam DAI dengan menyetorkan jaminan di crypto yang diterima atau dengan membuat brankas baru dengan token tervalidasi.
MakerDAO melaporkan TVL (total value locked) sebesar $15 miliar. Akan tetapi, ukuran transaksi rata-rata sebesar $3 juta selama Agustus menyusut menjadi $1,5 juta pada bulan Oktober. Walaupun demikian, para ‘whale’ platform ini lebih suka meminjam dan meminjamkan modal.
Aave mengikuti jejak MakerDAO sebagai protokol peminjaman terkemuka. Saat ini, Aave digunakan tidak hanya di Ethereum melainkan pula di Polygon dan Avalanche. Popularitas proyek ini tinggi karena menawarkan 31 aset berbeda dan 16 liquidity pair dari Uniswap dan Balancer. Flash loan dan peralihan suku bunga membuat Aave menjadi favorit investor dan arbitrase besar. Aave baru-baru ini mencapai TVL sebesar $15 miliar di Ethereum dan ukuran transaksi telah mengikuti jejak MakerDAO, meskipun jumlah rata-rata transaksi meningkat tiga kali lipat di kuartal ketiga tahun ini.
Sementara itu, protokol pinjaman terbesar BSC, Alpaca Finance, juga mengalami pertumbuhan transaksi lima kali lipat di kuartal ketiga, mencapai hampir $125.000 pada Oktober lalu. Hasil tersebut kalah bersaing dengan MakerDAO, tetapi tidak begitu jauh dari Aave.
Oleh karena itu, kegemaran produk baru bisa datang dan pergi. Ruang De-Fi sedang berkembang. Saat ini, para ‘whale’ masih betah menggunakan De-Fi berbasis Ethereum.
Sumber: https://ambcrypto.com/this-is-why-ethereum-defi-whales-prefer-these-applications/