Headlines

Pasca Penurunan Harga Pasar, Berikut Cara Investor Mengatur Portofolio Asetnya

Bagaimana para investor mengatur portofolio asetnya pasca penurunan harga pasar? Ketika Federal Reserve memulai pertemuan yang berlangsung dari 14 sampai 15 Desember, cryptocurrency berada dalam status ‘siaga tinggi.’ Terlebih, dalam beberapa bulan terakhir kemungkinan kebijakan moneter stimulatif telah menciptakan suasana yang tidak menyenangkan pada ekosistem aset digital.

Di waktu yang bersamaan dengan pertemuan, pergerakan harga Bitcoin (BTC) memang mengalami kenaikan. Akan tetapi, token tersebut masih diperdagangkan di bawah ambang batas $50.000. Harga tersebut masih jauh di bawah harga tertinggi bulan November yang mencapai $70.000.

Muncul pertanyaan kepada para trader terkait rencana pengaturan portofolio untuk memperoleh eksposur paling banyak ke pasar kripto di tahun 2022.

Baca juga Pasca Penurunan Akibat Pelarangan Penambangan Cina, Kini Hashrate Bitcoin Kembali ke Posisi Semula

Mark Tepper, seorang kepala Strategic Wealth Partners mengatakan bahwa ia akan membeli aset saat itu juga. Jumlah pembelian aset yang ia rencanakan adalah sekitar 10% dari kekayaan bersih Tepper. Ia mengungkapkan bahwa jumlah tersebut telah dipertimbangkan sehingga ia tidak akan merasa kecewa ketika aset menurun dan akan bahagia ketika jumlahnya berlipat ganda.

Selain itu, Tepper juga mengalokasikan 50% dari investasi cryptocurrency-nya ke Ethereum (ETH), 40% ke Bitcoin, dan 10% ke Polkadot (DOT).

Sedangkan Todd Gordon selaku pendiri Inside Edge Capital Management memaparkan bahwa penurunan harga pasar cryptocurrency saat ini terjadi karena penjualan teknologi dan kurangnya likuiditas dalam sistem. Di sisi lain, popularitas kripto di antara investor yang lebih tua dan lebih mapan ia pandang sebagai hal positif yang luas dan harus melawan turunnya pergerakan harga tersebut.

Sejalan dengan Tepper, Gordon memiliki prediksi positif terhadap industri aset digital terutama cryptocurrency. Di dalam portofolionya, ia memiliki eksposur cryptocurrency sebesar 3%. Hal itu mencakup 56% Bitcoin, 35% Ethereum, 5% Solana (SOL), 3% Cardano (ADA).

Melalui wawancaranya dengan CNBC, Gordon menyampaikan bahwa ketika investor ingin menemukan cara untuk melihat kemungkinan perbedaan antara Ethereum dan Bitcoin, mereka bisa menggunakan trik valuta asing lama. Hal ini dilakukan dengan melihat kurs silang, dan mengambil dolar dari kurs aset terkait.

Meskipun nilai Ethereum mengalami kejatuhan terhadap Bitcoin, namun ETH mulai menemukan stabilitas nilai di level saat ini. Gordon melihat adanya peluang untuk meningkatkan kepemilikan ETH ketika aset tersebut dapat mempertahankan tingkat dukungannya.

Sumber: https://www.cnbc.com/2021/12/14/bitcoin-holds-below-50000-traders-share-alternative-crypto-plays-.html