Museum Belvedere di Wina, yang merupakan museum dengan koleksi lukisan Gustav Klimt terbesar di dunia tersebut merayakan Hari Valentine dengan meluncurkan “digital declaration of love.” Mereka bekerjasama dengan dana investasi artèQ untuk meluncurkan non fungible token (NFT) yang terinspirasi oleh salah satu karya paling terkenal dari pelukis Austria Gustav Klimt, yaitu “The Kiss.”
Dirilis pada Hari Valentine, salinan digital dari penggambaran sepasang kekasih pada awal abad ke-20 ini dibagi menjadi 100 x 100 grid terdiri dari 10.000 keping individu yang kemudian ditawarkan sebagai NFT.
Satu NFT dari koleksi The Kiss tersebut harganya diperkirakan mencapai 1.850 euro, sebagaimana dinyatakan di situs web mereka. Angka tersebut dikonversi menjadi 0,65 ETH pada 14 Februari dan nilai nominal total lukisan NFT tersebut dinyatakan berjumlah 18,5 juta euro atau $21 juta. Namun saat dipublikasi, mereka hanya menerima 33,3 ETH, atau $103,900 dan lebih dari 80% koleksi tersebut tetap tidak terjual.
Adopsi yang relatif rendah dari koleksi NFT milik Belvedere ini dapat menunjukkan bahwa setiap bagian NFT tersebut dihargai terlalu tinggi atau bahwa pembeli NFT saat ini kurang tertarik pada seni tradisional dalam evolusi pasarnya. Lukisan itu telah disimpan di Belvedere sejak 1908 ketika dibeli seharga 25.000 Krona (mata uang Republik Ceko), atau saat ini setara dengan $240.000.
#nftcommunity are you ready? 📣
Together with @belvederemuseum we are launching “THE KISS” NFT Drop by Gustav Klimt 💋sign up for whitelisting now to get a chance to buy your #NFT on Valentines Day 🌹
👉🏻 https://t.co/x58bSLUtXI pic.twitter.com/iRszhksRy1— artèQ (@arteQio) January 26, 2022
Menjelang peluncurannya, Wolfgang Bergmann, direktur pelaksana Belvedere, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa, “ Dengan jumlah aset yang sangat kecil untuk pasar dunia dan fakta bahwa setiap bagian merupakan hal yang unik, membuat token ini sangat berharga.”
Nanne Dekking, CEO dan Pendiri Artory Inc., menjelaskan tentang registry karya seni dan kolektibel yang diamankan dengan blockchain. Ia mengatakan bahwa inisiatif seperti ini, “memungkinkan kita untuk memikirkan kembali proteksi karya seni yang sepenuhnya.” Ia juga menambahkan bahwa, “hal tersebut mendukung museum untuk terlibat dengan kepentingan komunitas mereka yang lebih besar, daripada dibatasi untuk sejumlah kecil pendonor.”
Tentunya tokenisasi karya seni fisik hanyalah salah satu cara sebuah museum bisa gunakan untuk dapat berinteraksi dengan komunitas mereka yang sudah ada dan memanfaatkan komunitas baru mereka. Bahkan, Museum State Hermitage di Rusia baru-baru ini melampaui reproduksi digital dan meluncurkan pameran digital sepenuhnya dalam rekonstruksi gaya museum metaverse.
Dekking menambahkan bahwa tokenisasi seni “pada akhirnya memungkinkan pasar seni untuk menjangkau komunitas pecinta seni yang lebih luas,” sembari memberikan keuntungan berupa potensi memberikan bayaran royalti ke museum.
Sumber: https://cointelegraph.com/news/art-lovers-can-own-part-of-an-nfts-of-gustav-klimt-s-the-kiss