Headlines

Pemerintah Myanmar yang Diasingkan secara Resmi Mengakui Penggunaan USDT untuk Digunakan

Illust : Pemerintah Myanmar yang Diasingkan secara Resmi Mengakui Penggunaan USDT untuk Digunakan

Myanmar resmi mengakui penggunaan USDT? Myanmar saat ini sedang mengalami serangkaian krisis. Terutama setelah pemerintah terpilih NLD digulingkan dalam kudeta militer, pada Februari lalu. Pandemi COVID-19 tampaknya telah memperburuk masalah ini lebih lanjut.

Meskipun demikian, “Junta” (istilah yang digunakan secara lokal untuk merujuk pada pemerintah yang dipimpin oleh komite pejabat militer) mempertahankan kontrol ketat atas bank dan Internet. Mengindikasikan bahwa, semuanya dapat ditelusuri kembali ke sumbernya.

Baca juga Peretasan Pertukaran Crypto AscendEX, Dana Sebesar $77.7 Juta Hilang dari Hot Wallet

Tether Diperkenalkan

Untuk menentang rezim militer ini, para pemimpin terpilih dan politisi Myanmar mendirikan NUG (Pemerintah Persatuan Nasional) untuk mewakili kepemimpinan negara yang sebenarnya. Kementerian Perencanaan, Keuangan, dan Investasi NUG menjadi berita utama hari ini setelah mengumumkan bahwa USDT atau USD Tether akan menggantikan Kyat Myanmar sebagai mata uang resmi Myanmar.

Pernyataan Resmi dalam Bahasa Burma
Pernyataan Resmi dalam Bahasa Burma

Uni Eropa telah secara terbuka mengakui NUG sebagai satu-satunya perwakilan sah negara tersebut. Kementerian mengeluarkan pernyataan resmi dalam bahasa Burma mengenai hal ini.

Sudah tak terhitung warga Burma yang telah ditahan dalam beberapa bulan terakhir, lantaran menyumbang ke kelompok militer NUG, Angkatan Pertahanan Rakyat. Ini bisa menjadi salah satu alasan di balik penerimaan USDT oleh NUG.

Menurut pengumuman yang diterjemahkan dari pemerintah di pengasingan Myanmar,

Tether (USDT) adalah mata uang yang secara resmi diakui untuk digunakan di dalam Myanmar.

  1. Untuk meningkatkan, mempercepat perdagangan dan layanan keuangan saat ini, mata uang digital berikut, stablecoin, telah secara resmi diizinkan untuk digunakan di dalam negeri – Tether (USDT)
  2. Alhasil, order note Bank Sentral Myanmar (September 2020) dinyatakan tidak berlaku. Bank sentral berada di bawah administrasi rezim militer.

Perlu dicatat di sini bahwa stablecoin itu sendiri memiliki kontroversi-nya sendiri di masa lalu. Faktanya, Tether telah menjadi target banyak FUD (fear, uncertainty, and doubt) selama bertahun-tahun.

Namun, banyak orang masih terbuka dengan gagasan untuk menggunakan stablecoin, mengingat kinerja Kyat Myanmar saat ini. Nilai Kyat terus menurun karena militer mempertahankan kendali negara. Mata uang fiat Myanmar, pada kenyataannya, telah kehilangan 60% nilainya dalam empat minggu saja.

Secercah Harapan

Karena struktur mata uang kripto yang terdesentralisasi, hal tersebut mungkin muncul sebagai secercah harapan dalam politik Myanmar. Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, aset digital dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, termasuk:

“…senjata mematikan. Ini adalah secercah harapan dalam menghadapi kepemimpinan yang bobrok. Orang-orang mulai awas bagaimana segala sesuatu beroperasi, dan saya percaya bahwa sejumlah besar orang akan segera menyadari bahwa lebih banyak yang dapat dilakukan, termasuk perencanaan untuk menggulingkan pemerintahan militer, yang saat ini dikecam sebagian besar publik.”

Namun perlu dicatat bahwa pengumuman diatas dikeluarkan oleh pemerintah di pengasingan. Pada saat ini, tidak pasti apakah itu akan diterapkan atau apakah penduduk negara itu akan menyadarinya.

Sumber: https://ambcrypto.com/myanmars-government-in-exile-officially-recognizes-usdt-for-usage/