Trading merupakan salah satu cara terpopuler untuk menghasilkan lebih banyak aset atau cryptocurrency. Di pasar kripto yang sangat fluktuatif, trading bukanlah hal mudah tanpa risiko, trader harus memahami secara komprehensif tentang tren pasar, koin atau token yang diperdagangkan, dan psikologinya sebagai seorang trader. Dengan memahami semua ini, maka trader dapat menentukan metode atau strategi tradingnya.
Strategi paling umum yang digunakan untuk membedakan trader yang satu dan yang lainnya adalah berdasarkan periode waktu trader memegang asetnya. Berkisar dari beberapa detik, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Scalping dan swing trading adalah strategi terpopuler di pasar kripto yang volatile.
Memahami Strategi Scalping
Scalping adalah strategi atau gaya trading dengan memanfaatkan perubahan harga dalam waktu yang sangat singkat dalam sehari. Gaya trading ini sering disebut sebagai subtipe dari day trading.
Baca Juga : US dan UK Bekerja Sama untuk Mengatur Regulasi Cryptocurrency
Scalper, sebutan untuk trader dengan gaya scalping, melakukan beberapa kali transaksi dalam satu hari untuk mendapatkan keuntungan kecil, bisa dalam hitungan detik atau menit. Selain keuntungan kecil, scalper juga berusaha menghindari risiko kerugian, karena mereka menjual aset dalam waktu cepat.
Scalper biasanya mengikuti chart periode pendek seperti chart 1 menit atau 5 menit. Scalper juga dapat menggunakan chart tick berbasis transaksi. Grafik ini digunakan untuk mempelajari pergerakan harga.
Scalper mencari likuiditas yang memadai untuk kompatibilitasnya dengan frekuensi perdagangan. Trader jenis ini membutuhkan akses ke data yang akurat (sistem quote, umpan langsung) serta kemampuan untuk melakukan perdagangan dengan cepat. Biaya transaksi cenderung mengurangi keuntungan dengan pembelian dan penjualan yang sering dilakukan.
Scalping sangat cocok untuk trader yang dapat mencurahkan seluruh waktunya untuk mengamati pasar, tetap fokus, dan bertindak cepat. Trader yang tidak sabar berpotensi menjadi scalper yang baik, karena mereka cenderung menjual aset segera setelah harga sedikit naik. Scalping juga cocok untuk mereka yang dapat menangani stres dan membuat keputusan cepat.
Memahami Swing Trading
Strategi swing trading melibatkan identifikasi tren, dan menyesuaikan diri di dalamnya untuk mendapat keuntungan. Misalnya, swing trader biasanya akan memilih koin atau token yang sangat tren setelah koreksi atau konsolidasi, dan tepat sebelum siap untuk naik lagi, mereka akan keluar pasar setelah mengantongi beberapa keuntungan. Cara jual beli seperti itu dilakukan berulang-ulang untuk menuai keuntungan.
Biasanya, swing trader adalah pengikut tren. Jika ada tren naik, mereka mengambil posisi beli, dan jika tren keseluruhan mengarah ke level support, mereka bisa melakukan aksi jual. Swing trader memegang aset selama beberapa hari hingga beberapa minggu (jangka pendek), atau terkadang hingga berbulan-bulan (jangka menengah), tetapi biasanya hanya berlangsung beberapa hari.
Dalam hal jangka waktu, kesabaran sangat dibutuhkan. Swing trader menggunakan analisis teknis dan chart yang menampilkan tindakan harga, membantu mereka menemukan titik masuk dan keluar terbaik untuk perdagangan yang menguntungkan. Trader ini juga mempelajari level resistance dan support, menggunakan ekstensi Fibonacci yang kadang-kadang dikombinasikan dengan pola dan indikator teknis lainnya. Beberapa volatilitas dianggap sehat untuk swing trading karena memunculkan peluang.
Strategi ini tepat untuk trader yang tidak dapat memantau pasar selama 24/7. Part-time trader yang meluangkan waktu untuk mengamati aktivitas pasar selama interval kerja sering memilih strategi ini.
Perbedaan Scalping dan Swing Trading
Selain periode waktu trading yang berbeda, ada sejumlah hal lain yang membedakan scalping dan swing trading, seperti berikut ini.
- Jumlah Perdagangan
Menjadi strategi trading dengan waktu beli-jual tersingkat, scalping bisa melakukan hingga ratusan transaksi jual beli selama satu hari. Sedangkan swing trading hanya melakukan beberapa transaksi per hari, atau bahkan mereka juga bisa menahan aset selama berminggu-minggu, tergantung dengan tren pasar.
- Chart
Chart adalah fitur terpenting yang dimanfaatkan trader untuk menentukan waktu jual dan beli kripto atau aset lainnya. Scalper biasanya menggunakan tick chart atau chart 1-5 menit. Sedangkan swing trader lebih memilih menggunakan daily chart atau weekly chart.
- Karakter Trader
Trader dengan karakter kurang sabar dapat bekerja dengan baik menggunakan strategi scalping. Dan sebaliknya, swing trader harus memiliki kesabaran dan ketelitian tinggi untuk memahami tren.
- Target Keuntungan
Dari segi target keuntungan, scalping dan swing trading juga berbeda. Scalper menginginkan keuntungan kecil, namun berkali-kali dalam waktu satu hari, untuk meminimalisir risiko. Sedangkan swing trader lebih memilih keuntungan yang lebih besar dengan frekuensi trading lebih sedikit.
- Kesesuaian
Scalping bukanlah strategi yang direkomendasikan untuk pemula. Karena strategi ini akan menyita hampir seluruh waktu Anda dalam sehari untuk melakukan trading. Swing trader lebih fleksibel, karena cocok untuk trader pemula, menengah, hingga pro trader.
Kelebihan Scalping
Scalping tidak membutuhkan banyak kesabaran. Seorang investor dapat berbalik dan menjual aset dalam satu menit setelah membeli aset tersebut. Selain itu, karena margin keuntungan pada setiap transaksi jauh lebih kecil, maka scalper terlindungi dari kerugian besar. Berbeda dengan swing trading yang sering menggunakan mentalitas go big or go home, scalping terdiri ratusan transaksi kecil yang mungkin tidak akan berubah menjadi kerugian yang lebih besar dengan mudah.
Kelebihan Swing Trading
Swing trading memiliki biaya transaksi yang biasanya lebih murah daripada scalping, karena strategi ini membutuhkan order yang lebih sedikit. Swing trader juga dapag menahan posisi selama berhari-hari, sehingga trader seringkali tidak diharuskan untuk terus memantau aktivitas pasar.
Meskipun swing trading tidak menjamin kesuksesan, namun strategi ini memberi keuntungan dengan volume perdagangan yang lebih kecil. Oleh karena itu, swing trader biasanya dapat menghasilkan keuntungan yang relatif sama dengan scalper, dengan lebih sedikit aktivitas dan biaya transaksi.