Bitcoin (BTC) mungkin tidak akan mencapai momentum bullish hingga akhir tahun 2024 atau awal 2025. Hal tersebut terjadi jika siklus harga terdahulu dijadikan sebagai indikasi pencapaian di masa depan. Prediksi tersebut dipaparkan oleh pendiri Huobi, salah satu bursa cryptocurrency terbesar di dunia.
Du Jun mengatakan kepada CNBC bahwa pasar bull Bitcoin berkaitan erat dengan proses halving, yang terjadi setiap beberapa tahun. Kondisi tersebut berkaitan dengan penambang di jaringan Bitcoin, yang menjalankan komputer khusus untuk memecahkan teka-teki matematika kompleks untuk memvalidasi transaksi di jaringan Bitcoin.
Dalam hal ini, penambang diberi imbalan dalam bentuk Bitcoin sebagai hasilnya. Selanjutnya, imbalan tersebut akan dibagi dua dan ditulis ke dalam kode dasar Bitcoin. kemudian, setengah dari imbalan akan dipotong untuk memvalidasi transaksi di jaringan cryptocurrency. Kondisi tersebut terjadi setiap empat tahun.
Baca juga Max Kaizer akan Meluncurkan Dana Investasi untuk Proyek Rintisan Berbasis Bitcoin di El Salvador
Halving terakhir terjadi pada Mei 2020, dan pada 2021, Bitcoin mencapai titik all-time-high (ATH) di atas $68.000. Kondisi serupa terjadi ketika halving terjadi pada tahun 2016. Tahun berikutnya, Bitcoin mencapai rekor ATH. Mengikuti kedua puncak tersebut, Bitcoin mulai menurun. Saat ini, penurunan Bitcoin hampir 40% dari rekor ATH-nya. Sedangkan halving selanjutnya diprediksi akan terjadi pada tahun 2024.
Tekait hal tersebut Du Ju mengatakan bahwa jika siklus terus berlanjut, saat ini Bitcoin tengah berada pada tahap awal pasar bearish. Sehingga, sangat sulit untuk memprediksi secara pasti kapan kondisi ini akan berakhir. Hal ini berkaitan dengan banyaknya faktor lain yang dapat memberikan pengaruh terhadap pasar. Di antaraya adalah masalah geopolitik termasuk perang, atau Covid.
Mengikuti siklus tersebut, pencapaian momentum bullish Bitcoin tidak akan lebih lama dari akhir tahun 2024 atau awal 2025. Hal ini karena penurunan harga cryptocurrency yang terjadi baru-baru ini telah membuat beberapa pelaku pasar merasa khawatir dengan momentum yang disebut ‘crypto winter.’ Periode tersebut juga dimaknai sebagai periode bearish yang diperpanjang, dan akan segera terjadi, selama kondisi tersebut, Bitcoin dapat diperdagangkan dalam pola yang tidak seperti pada umumnya.