Seorang pakar manajemen teknologi memprediksi adanya landasan pacu besar di tahun 2022 untuk kripto khususnya altcoin. Prediksi tersebut juga terkait dengan pasar altcoin yang akan memiliki jumlah konsumen berlipat ganda dalam satu tahun ke depan.
Prediksi tersebut dibuat dalam studi tahunan Technology Media Outlook dari Active Consulting yang merupakan analis komprehensif tentang kondisi industri internet, teknologi, media, dan hiburan. “Konsumen akan bermigrasi dari membeli Bitcoin untuk investasi ke memanfaatkan cryptocurrency untuk melakukan transaksi,” papar sebuah presentasi di Wall Street Journal Tech Live Conference.
Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa dominasi dan inovasi pada Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) akan terjadi juga pada altcoin. Selain itu, kripto juga dianggap akan menggerakkan beragam sektor termasuk e-commerce, video game, dan data.
Baca juga Gubernur Bank Sentral Zimbabwe Tengah Mempertimbangkan Peluncuran CBDC
Untuk menguji penelitian tersebut, peneliti melakukan survei kepada 4.000 warga Amerika di atas usia 18 tahun dan menemukan beberapa data. Sebanyak 10% belum pernah mendengar mengenai kripto dan 44% mengklaim tidak tertarik pada token. Sebanyak 22% telah membeli koin, dan sisanya memiliki keingin tahuan terkait token.
Hampir setengah dari responden menunjukkan bahwa mereka khawatir terkait keamanan. Sepertiga mengklaim bahwa mereka tidak memiliki pemahaman terkait kripto. Sedangkan 31% dari mereka mengkhawatirkan volatilitas aset.
Meskipun penelitian tersebut tidak memprediksi altcoin mana yang akan tumbuh di tahun 2022, peneliti mencantumkan beberapa altcoin dan berbagai poin kuat, serta angka pertumbuhan dalam dua belas bulan. Dogecoin (DOGE) tumbuh pada tingkat x83.7, Solana (SOL) tumbuh pada tingkat x45.8, dan Cardano (ADA) tumbuh pada tingkat x23.8.
Meskipun ketidakpastian terkait peraturan untuk lembaga kripto dapat menjadi penghalang besar, terdapat beberapa hal yang mendorong optimisme perdagangan aset. Di antaranya adalah kepemimpinan Afrika dalam memelihara lingkungan inovasi kripto. Selain itu, konsultan juga memeriksa situasi untuk pertukaran kripto tradisional dan pertukaran terdesentralisasi (DEX).
Terkait dengan hal tersebut, statistik bulan September 2021 menunjukkan bahwa pertukaran terpusat terus mendominasi industri. Dengan data sekitar 98% dari volume perdagangan kripto harian di seluruh dunia. Pertukaran terpusat tersebut juga menawarkan kepercayaan konsumen pada suatu organisasi, tetapi dikritik karena bertentangan dengan sifat desentralisasi kripto sebagai otoritas pusat.
Di sisi lain, DEX ‘lebih sulit diatur’ karena tidak memiliki otoritas pengatur pusat. Sehingga pada umumnya menghindari tindakan pengaturan. Akibatnya, platform tersebut akan menyediakan lebih banyak layanan kreatif dan setia pada semangat komunitas kripto yang terdesentralisasi.