Jerry Cuomo, Chief Technology Officer IBM Automation, baru-baru ini mengungkapkan beberapa risiko terkait dengan penggunaan ChatGPT dalam konteks perusahaan.
Dalam sebuah posting blog terbaru, Cuomo memaparkan sejumlah area risiko utama yang harus dipertimbangkan oleh bisnis sebelum mengadopsi teknologi ini.
Salah satu risiko utama yang diidentifikasi dalam posting blog tersebut adalah potensi kebocoran data yang tidak disengaja. Menurut Cuomo, jenis kebocoran semacam ini bisa memiliki konsekuensi serius.
“Setelah data Anda masuk ke ChatGPT, Anda tidak memiliki kendali tentang bagaimana data itu digunakan.” tulis Cuomo.
Jika data mitra, pelanggan, atau klien terungkap ke publik setelah bocor selama proses pelatihan ChatGPT, bisnis bisa terjerat masalah hukum yang serius.
Selain itu, Cuomo juga menggarisbawahi risiko terhadap kekayaan intelektual. Kemungkinan kebocoran data yang berkaitan dengan rahasia perusahaan dapat mengakibatkan pelanggaran perjanjian sumber terbuka, yang dapat berdampak buruk pada reputasi dan stabilitas bisnis.
Baca Juga :Pentingnya Universitas Untuk Web3
Dalam respons terhadap pernyataan Cuomo, Cointelegraph menghubungi OpenAI untuk mendapatkan komentar resmi. Melalui perantara hubungan masyarakat, OpenAI menyatakan bahwa data yang dimasukkan ke dalam ChatGPT tidak akan dibagikan kepada pihak lain yang mengajukan pertanyaan yang relevan.
The API policy is perfectly clear – what's confusing is the policy about conversations we have using the ChatGPT web interface and iOS/Android apps
— Simon Willison (@simonw) August 15, 2023
Mereka juga menekankan bahwa fitur privasi ChatGPT telah didokumentasikan dengan baik, termasuk kemampuan pengguna untuk mematikan riwayat obrolan mereka.
Dengan demikian, sementara ada risiko yang perlu dipertimbangkan, OpenAI berkomitmen untuk menjaga keamanan dan privasi data pengguna ChatGPT, terutama dalam konteks penggunaan bisnis. [RH]