TRM Labs, platform intelijen Blockchain, telah mengeluarkan laporan terbaru yang mengungkap meningkatnya pemanfaatan cryptocurrency oleh kelompok afiliasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Asia.
Rilis laporan ini menyoroti koneksi on-chain yang signifikan antara kelompok-kelompok ini dengan kampanye penggalangan dana pro-ISIS di Suriah.
Berdasarkan informasi dari situs resmi TRM Labs yang dipublikasikan pada tanggal (21/7/2023), laporan tersebut menunjukkan adanya “bukti yang menumpuk” selama dua belas bulan terakhir, yang mengungkapkan penggunaan cryptocurrency oleh jaringan pro-ISIS di Tajikistan, Indonesia, dan Afghanistan untuk memfasilitasi operasi mereka.
TRM Labs juga mengungkapkan bahwa mayoritas transaksi terkait dengan kasus ini melibatkan penggunaan Tether di jaringan Tron. Tether, sebagai stablecoin, ternyata menjadi alat yang dipilih kelompok-kelompok tersebut dalam aktivitas ilegal mereka.
Baca Juga :CEO BlackRock Mengklaim Kripto Akan Melampaui Mata Uang Fiat di Seluruh Dunia
Pada tanggal (21/7/2023), Cointelegraph melaporkan tentang presentasi Tara Annison, mantan kepala penasehat kripto teknis Elliptic, yang juga menegaskan bahwa Tron dan Tether telah menjadi aset yang populer digunakan dalam praktik ilegal.
Meningkatnya penggunaan cryptocurrency oleh afiliasi ISIS di Asia menggambarkan tantangan yang serius dalam memantau dan mengatasi aktivitas ilegal yang melibatkan aset digital.
Laporan ini menyoroti perlunya kerjasama lintas batas dan upaya bersama untuk memitigasi risiko yang terkait dengan penyalahgunaan mata uang kripto dalam mendanai kegiatan teroris dan kriminal. [RH]