Kebijakan moneter adalah cara di mana sebuah negara mengatur pasokan uang dan tingkat suku bunga untuk mempengaruhi perekonomian. Namun, cryptocurrency tidak memiliki bank sentral atau pemerintah yang mengatur pasokan uang mereka, sehingga kebijakan moneter cryptocurrency sangat berbeda dari kebijakan moneter tradisional.
Salah satu cara yang digunakan oleh cryptocurrency untuk mengatur pasokan uang mereka adalah dengan menggunakan algoritma matematika yang kompleks. Contohnya, Bitcoin memiliki batasan maksimum 21 juta koin yang akan pernah beredar, dan penambangan Bitcoin dilakukan secara bertahap, sehingga pasokan koin baru berkurang seiring waktu.
Namun, beberapa cryptocurrency, seperti Ripple, tidak menggunakan penambangan, dan pasokan mereka sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan yang membuatnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut dapat mempengaruhi pasokan koin mereka dengan cara yang tidak dimungkinkan oleh cryptocurrency lain.
Sementara itu, tingkat suku bunga cryptocurrency dapat berfluktuasi secara dramatis dalam waktu singkat. Misalnya, nilai Bitcoin dapat naik atau turun beberapa ribu dolar dalam waktu beberapa jam. Hal ini membuat cryptocurrency sangat tidak stabil sebagai alat investasi, dan hal ini seringkali dianggap sebagai risiko besar oleh para investor.
Baca Juga : Digunakan Bitcoin dan Litecoin, Algoritme Konsensus Proof of Work (PoW) Masih Menjadi yang Terpopuler
Namun, beberapa cryptocurrency baru seperti Stablecoin mencoba untuk mengatasi masalah ini dengan mengikat nilai mereka ke aset dunia nyata seperti dolar AS.
Hal ini dilakukan dengan cara menempatkan dana yang sama dengan nilai cryptocurrency di rekening bank, dan kemudian mengeluarkan cryptocurrency sesuai dengan nilai tersebut. Dengan cara ini, nilai cryptocurrency tetap stabil dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
Secara keseluruhan, kebijakan moneter cryptocurrency sangat berbeda dari kebijakan moneter tradisional, karena cryptocurrency tidak memiliki bank sentral atau pemerintah yang mengatur pasokan uang mereka.
Namun, cryptocurrency menggunakan algoritma matematika yang kompleks untuk mengatur pasokan uang mereka, dan beberapa cryptocurrency baru mencoba untuk mengatasi masalah volatilitas dengan mengikat nilai mereka ke aset dunia nyata.
Sumber : cointelegraph.com
