Setelah menyelesaikan permasalahan dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ), Binance mengalami penarikan signifikan sekitar USD 1,7 miliar aset digital atau sekitar Rp 26,6 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.654 per dolar AS).
Data ini dilaporkan oleh perusahaan analisis blockchain, Nansen, seperti yang disampaikan oleh Bitcoin.com pada Kamis, 23 November 2023. Arus keluar dana dalam jumlah besar dari Binance terjadi segera setelah penyelesaian.
Hanya dalam waktu 12 jam pada Rabu, 22 November 2023, Binance melaporkan penurunan ethereum (ETH) sebesar USD 17 juta atau sekitar Rp 266,1 miliar. Dalam jangka waktu 24 jam, berbagai cryptocurrency terkemuka senilai USD 956 juta atau sekitar Rp 14,9 triliun keluar dari Binance.
Pada hari yang sama, cadangan total Binance mencapai USD 64,98 miliar atau sekitar Rp 1.017 triliun. Dari jumlah tersebut, 28,94 persen berbentuk tether (USDT), sementara bitcoin (BTC) mencakup sekitar 28,7 persen dari portofolio. Ethereum (ETH) menyumbang 10,13 persen, trueusd (TUSD) menyumbang 4,6 persen, dan BNB mewakili 4,31 persen.
Baca Juga : Mantan CEO Binance CZ dilarang Keluar dari AS Hingga Sidang
Sisanya sebesar 23,32 persen dari cadangan Binance tersebar di berbagai mata uang kripto lainnya yang tidak disebutkan namanya. Terkait kepemilikan bitcoin, Binance memiliki 511.438 BTC, dan cadangan tether mencapai USD 18,8 miliar atau sekitar Rp 294,2 triliun.
Binance mengoperasikan dompet Bitcoin terbesar berdasarkan ukurannya, yang saat ini menampung 248.597 BTC. Penting dicatat bahwa dompet ini belum mencatat transaksi keluar sejak 7 Januari 2023.