Setelah dua tahun melewati pembatasan akibat Covid-19, dunia kembali menyambut teater, film, komedi, musik, dan olahraga yang dipentaskan secara langsung. Hal ini membuat beberapa orang bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada industri kreatif digital ketika kehidupan normal terhenti.
Pembatasan yang diberlakukan pemerintah mungkin telah mempercepat laju perubahan, tetapi tren transformatif dalam streaming video selama masa pandemi akan tetap bertahan. Salah satunya adalah peran teknologi blockchain yang secara sepenuhnya membentuk kembali kehidupan digital dan mendorong proses ekonomi.
Pembatasan yang dilakukan telah mendorong banyak seniman untuk bereksperimen dalam bidang digital, menemukan audiens baru, dan mencari cara baru untuk menunjukkan bakat mereka. Bahkan musisi yang mungkin tidak pernah berpikir serius untuk live straming konser, telah dibawa ke panggung digital dan akan terus berlanjut.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Middlesex University melalui dan aoleh Dewan Riset Ekonomi dan Sosial Inggris, menunjukkan bahwa sekitar 90% musisi dan 92% penggemar percaya bahwa live streaming akan tetap menjadi cara efektif untuk menjangkau penggemar pasca-pandemi. Studi juga menemukan bahwa penonton tidak mengharapkan akses gratis terhadap live music dan tidak terbebani dengan paywalls.
Baca juga Pembentukan Komite Pemerintah oleh Pakar Blockchain di Korea Selatan
Peningkatan energi kreatif juga telah menginspirasi komunitas pengembang. Platform streaming berkembang dibantu oleh munculnya infrastruktur terdesentralisasi berbiaya rendah yang memungkinkan pembuat aplikasi untuk mengkodekan video, menyimpan data, dan menangani identitas tanpa harus membayar penyedia cloud center untuk mendapatkan layanan. Terkait kondisi tersebut, peran teknologi blockchain mempercepat pertumbuhan ekonomi pekerja seni dan memperkuatnya dengan beberapa hal.
Pertama, NFT dan token gating sebagai alat terdesentralisasi yang meningkatkan pengalaman digital bagi penggemar. Kedua, menyediakan jalur kepemilikan aset ekonomi bagi para desainer di luar platform terpusat tradisional. Ketiga, ketersediaan fitur Web3 yang mendorong aktivitas streaming berbiaya rendah.
Keempat, peran teknologi blockchain mendorong pembuat konten untuk melakukan interaksi tanpa mengorbankan privasi. Kelima, peningkatan keamanan dan ketahanan terhadap sensor dengan blockchain memungkinkan pembangunan komunitas mikro yang memberikan pelayanan secara lebih meluas.
Singkatnya, panggung telah ditetapkan untuk berkembangnya aktivitas kreatif. Mereka yang siap untuk mewujudkannya akan dibantu oleh infrastruktur yang terdesentralisasi.