SAITech hadir memberikan solusi untuk mengatasi energi yang diperlukan penambangan Bitcoin. Blockchain dilaporkan memerlukan banyak energi disetiap verifikasi transaksi dan mencetak blok terbaru, terutama blokchain Bitcoin. Beban lingkungan cryptocurrency semakin meningkat jika energi yang digunakan untuk penambangan berasal dari bahan bakar fosil.
SAITech merupakan operator penambangan Bitcoin berbasis di Eurasia dan perusahaan ini berpusat di Singapura. Perusahaan ini memiliki misi untuk mendaur ulang energi limbah dari penambangan Bitcon untuk kemudian disalurkan ke perumahan, pertanian, dan insdustri.
SAITech dilaporkan sedang dalam proses spesial purpose acquisition company (SPAC) dengan TradeUp Global Corp senilai $228 juta agar saham perusahaan SAITech terdaftar di bursa NASDAQ. Arthur Lee selaku CEO SAITech, melalui wawancara dengan Cointelegraph, menjelaskan mengenai teknologi penangkapan panas produksi SAITech, keefisienan teknologi tersebut, serta rencana ke depan perusahaan SAITech.
Arthur Lee menerangkan bahwa SAI merupakan operator penambangan kripto dengan memberi pelayanan berupa host sebagai solusi hemat energi untuk daya komputasi dan pemanas. Lee menekankan bahwa perusahaan naungannya adalah perusahaan energi bersih yang terintegrasi secara horizontal dengan menyediakan layanan untuk industri komputasi, industri pemanas, dan listrik.
Baca juga Bisnis Penambangan Bitcoin di Kazakhstan Dikabarkan akan Mengandalkan Tenaga Nuklir
CEO SAITech tersebut menyampaikan bahwa perusahaan SAITech saat ini berfokus pada pertambangan Bitcoin karena ia melihat industri tersebut memakan banyak energi. Oleh karena itu, SAITech menyediakan solusi bagi seluruh industri Bitcoin menjadi lebih ramah lingkungan; mengurasi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi untuk seluruh industri yang terlibat.
SAITech menggunakan teknologi dengan sistem pendingin cair. Dengan teknologi tersebut, SAITech dapat menggunakan kembali energi panas dari penambang dan menyalurkan energi tersebut ke pelanggan mereka. Selain itu, sistem pendingin cair tersebut dapat menghemat listrik yang digunakan untuk pemanas dan komputasi. Lee menjelaskan bahwa teknologi SAITech dapat menggunakan kembali energi panas dari pertambangan Bitcoin sekitar 90% untuk menyediakan layanan pemanas.
Eksekutif SAITech berkata, “kami akan menyediakan teknologi pendingin cair kami untuk membuat penambang lebih efisien guna meningkatkan efisiensi seluruh sistem. Bagi kami, layanan pendingin dan pemanas cair hanyalah permulaan, tetapi kami akan menggunakannya kembali dan memiliki sistem yang lebih efisien.”
Arthur Lee pula mengutarakan keberhasilan teknologi yang dikembangkan oleh SAITech. Melalui rekam jejak karbon dan laporan ESG (Environmental, Social, and Corporate Governance), SAITech dapat menghemat banyak tenaga listrik dan mengurasi emosi karbon. Tidak hanya itu, tim SAITech sempat menjadi pembicara di acara framework PBB mengenai perubahan iklim dan menandatangai komitmen PBB untuk mengurangi biaya dengan kekuatan komputasi yang bersih di industri aset digital. Arthur Lee berkata, “Kami bertujuan untuk menyediakan lebih banyak layanan bagi pelanggan global, tidak hanya di Asia tetapi juga di Eropa dan Amerika.”
Membahas mengenai rencana ke depan SAITech, Richard Lee menjelaskan bahwa nama SAITech berasal dari kata Sustainable, Available, dan Innovative karena perusahaan ingin menemukan lebih banyak teknologi guna memberikan layanan mutakhir dan inovatif untuk pelanggan, seluruh pasar, dan industri. Selain itu, SAITech adalah perusahaan pertama yang merilis rekam jejak karbon dan laporan ESG.
“Kami menggunakan teknologi kami, sumber terbuka untuk mereka, dan kami dapat menggunakan teknologi itu bersama-sama. Kami akan membantu mereka mengurangi emisi karbon dan mereka pula membantu kami menemukan lebih banyak daya listrik untuk didaur ulang. Untuk seluruh industri, kami akan membuatnya lebih baik dan lebih efisien,” kata Lee.