Baru-baru ini, polisi di Kenya melakukan penggerebekan di sebuah bangunan perumahan yang merupakan kantor dari proyek kripto bernama Worldcoin. Mereka mengambil perangkat yang digunakan untuk menyimpan data terkait proyek tersebut.
Penggerebekan ini terjadi hampir seminggu setelah pemerintah Kenya menangguhkan proyek cryptocurrency Worldcoin, dengan alasan bahwa proyek ini dapat membahayakan keselamatan publik. Sebelumnya, badan pengatur data di Kenya sudah mengeluarkan peringatan atas aktivitas Worldcoin di negara tersebut.
Setelah langkah pemerintah Kenya, Alex Blania dari organisasi Tools for Humanity (TFH) mengumumkan melalui cuitan di Twitter bahwa mereka akan memberhentikan sementara aktivitas terkait Worldcoin untuk menyesuaikan diri dengan peraturan.
Namun, laporan dari Kahawa Tungu mengungkapkan bahwa Komisaris Data Immaculate Kassait menyatakan bahwa Worldcoin tidak memberikan penjelasan yang memadai tentang niatnya selama proses pendaftaran, sehingga penggerebekan ini terjadi.
Baca Juga :Bank Russia Siap Meluncurkan Uji Coba Rubel Digital untuk CBDC
Menteri Kenya, Eliud Owalo, yang sebelumnya membelanya, mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Citizen TV Kenya bahwa TFH mungkin tidak mematuhi persyaratan lisensi yang diperlukan.
Ketika ditanya mengenai nasib data yang dikumpulkan dari lebih dari 350.000 warga Kenya yang memiliki data mata mereka di-scan oleh teknologi “Orb” dari Worldcoin, Owalo menegaskan bahwa Kantor Komisaris Data telah memastikan bahwa data tersebut tidak akan disalahgunakan.
Erik Voorhees, pendiri platform pertukaran kripto Shapeshift, mengungkapkan rasa penyesalan atas fakta bahwa penyitaan perangkat penyimpanan data Worldcoin telah menyebabkan data pribadi pengguna bocor ke tangan politisi.[DS]