Ransomware mungkin sudah menurun, tetapi ada ancaman cyber lain yang semakin memprihatinkan perusahaan besar dan individu saat ini.
Laporan terbaru dari perusahaan keamanan siber SonicWall pada (27/7) mengungkapkan bahwa serangan cryptojacking sedang mengalami peningkatan dramatis.
Pada paruh pertama tahun 2023, tercatat sebanyak 332,3 juta serangan cryptojacking, angka yang mencengangkan dengan peningkatan sebesar 399% dibandingkan tahun sebelumnya. Perlu diketahui bahwa angka ini lebih besar dari total serangan pada tahun 2020, 2021, dan 2022 yang dijumlahkan.
“Serangan digital yang tampaknya tak berujung pada perusahaan, pemerintah, dan warga dunia semakin intensif, dan lanskap ancaman terus berkembang,” kata Presiden dan CEO SonicWall Bob VanKirk (27/7)
Cryptojacking melibatkan eksploitasi server dan perangkat milik orang lain untuk menambang aset digital, terutama kripto Monero yang fokus pada privasi, menjadi favorit para pelaku. Yang semakin mengkhawatirkan, banyak korban cryptojacking bahkan tidak menyadari telah menjadi sasaran.
Baca Juga :Seberapa Aman Blockchain Melindungi Data Pribadi?
Mereka hanya menyadari bahwa perangkat mereka berjalan lebih lambat dari biasanya tanpa menyadari bahwa ada sesuatu yang mencuri daya komputasi mereka.
Beberapa gejala utama dari cryptojacking termasuk respon yang melambat pada perangkat, tagihan listrik yang melonjak tajam karena penggunaan daya yang berlebihan, dan kipas yang bekerja keras untuk mendinginkan baterai yang terlalu panas.
Perusahaan dan individu kini harus lebih waspada terhadap ancaman ini. Keamanan siber harus menjadi prioritas utama untuk mencegah eksploitasi server dan perangkat mereka. [RH]