Headlines

Respon Para Tokoh Terkait Penurunan Bitcoin dan Aset Stablecoin Lainnya

Illust - Respon Para Tokoh Terkait Penurunan Bitcoin dan Aset Stablecoin Lainnya

Investor saham, obligasi, dan komoditas merasakan kegelisahan. Di sisi lain, pasar kripto mulai berubah menjadi sepenuhnya kepanikan. Ini menarik perhatian regulator Washington yang ditugaskan untuk menjaga stabilitas keuangan. Beberapa hari terakhir, ledakan TerraUSD telah memicu kecemasan yang lebih mendalam. Pada hari Kamis, Tether mematahkan patokannya terhadap dolar AS. Selain itu, harga Bitcoin turun hingga $26.350 pada saat penulisan.

Stablecoin tradisional seperti Tether telah menjadi landasan pasar kripto, karena secara teoritis didukung sepenuhnya oleh hard assets. Satu koin digital dapat ditukarkan kapan saja dengan harga $1, berfungsi sebagai lindung nilai terhadap volatilitas. Mengingat popularitasnya yang sempat meningkat, penggunaannya di antara perusahaan kripto, bursa, dan trader juga melonjak.

Ledakan tersebut membantu memacu munculnya stablecoin algoritmik seperti TerraUSD. Koin-koin ini secara teknis juga bernilai $1. Akan tetapi mereka tidak didukung oleh hard assets, dan menggunakan rekayasa keuangan untuk mempertahankan pasak mereka.

Baca juga : Bitcoin Latinum: Generasi Masa Depan Bitcoin

Berdasarkan sebuah laporan yang terbit awal bulan ini, bank sentral mengatakan bahwa terdapat sedikit kejelasan terkait apa yang mendukung stablecoin. Ia juga mencatat bahwa beberapa pemain besar mendominasi pasar dengan sedikit pengawasan. Hilangnya kepercayaan, kemudian memicu kehancuran. Sehingga dapat mengurangi kepercayaan di seluruh ekonomi digital.

Bagaimanapun, aset kripto terus menjadi bagian kecil dari sistem keuangan yang lebih luas. Akan tetapi, orang-orang yang berkuasa seperti Janet Yellen memperhatikan dan khawatir situasinya dapat menciptakan kepanikan susulan dan tidak terduga bagi investor dari seluruh lini.

“Stablecoin yang dikenal sebagai TerraUSD mengalami penurunan. Saya pikir itu hanya menggambarkan bahwa ini merupakan produk yang berkembang pesar dan terdapat risiko stabilitas keuangan di dalamnya,” jelas Yellen.

Berita baiknya, harga konsumen di tahun ini hingga bulan April meningkat 8.3%, meskipun kurang meyakinkan. Inflasi intri meningkat 0.6% dari bulan ke bulan, menunjukkan bahwa biaya meningkat di berbagai produk. Meskipun begitu, hal ini tetap membuat para investor merasa gelisah.

Jefferies Aneta Markowska, kepala ekonom mengatakan bahwa inflasi tidak lagi tertahankan di rantai pasokan. Begitu juga harga di sektor jasa yang melonjak.

Sumber : cnn.com