Pada hari Rabu, FTX A.S., afiliasi Amerika dari bursa cryptocurrency FTX, mengatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan $400 juta dalam putaran pendanaan eksternal pertamanya. Investasi tersebut memberi FTX A.S. keuntungan sebesar $8 miliar, menempatkannya di antara perusahaan kripto swasta dengan valuasi paling tinggi di dunia.
Investor yang termasuk dalam putaran pendanaan tersebut yaitu Temasek, Ontario Teachers’ Pension Plan Board dan Vision Fund 2 SoftBank. Kesepakatan itu menunjukkan bahwa kepercayaan investor dalam industri aset digital pemula masih belum berubah, bahkan ketika harga bitcoin dan token lainnya turun drastis.
Bitcoin dan Ether yang merupakan dua mata uang virtual terbesar di dunia, nilainya saat ini turun kurang lebih setengahnya, sejak mencapai rekor tertinggi pada bulan November lalu. Sementara token yang lebih kecil seperti Solana dan Cardano telah mengalami penurunan yang lebih tajam.
Kemerosotan tersebut telah menyebabkan munculnya kekhawatiran bahwa penurunan lebih dramatis yang dikenal sebagai “crypto winter” akan segera terjadi. Brett Harrison, presiden FTX A.S., mengatakan bahwa turbulensi pasar tersebut menunjukkan bentuk kripto sebagai “kelas aset yang tidak stabil.”
“Volatilitas kripto dapat diibaratkan sebagai pedang bermata dua,” ungkapnya. “Dengan semua kenaikan besar yang telah kita lihat di industri kripto, kita juga harus memperkirakan bahwa pastinya akan ada penurunan juga. Dan saat ini kita sudah tentu berada dalam periode itu.”
Baca juga Lima Negara Bagian Amerika Serikat yang Ramah Investor Kripto
Dalam laporan terbaru, FTX A.S. mengatakan bahwa volume harian rata-rata pada platformnya naik hingga tujuh kali lipat pada tahun 2021, kemudian memuncak hingga lebih dari $800 juta pada bulan November setelah Bitcoin mencatat rekor tertinggi yaitu hampir mencapai $69.000. Perusahaan tersebut memfasilitasi lebih dari $67 miliar dalam trading spot kripto tahun lalu dan saat ini memiliki sekitar 1,2 juta pengguna terdaftar secara total.
FTX A.S. berharap investasi tersebut akan membantunya mendapatkan keunggulan atas rival mereka seperti Coinbase dan Robinhood. Sebagaimana FTX, perusahaan tersebut mendorong pengembangan upaya derivatif yaitu kontrak yang memungkinkan investor untuk berspekulasi tentang kinerja suatu aset. Upaya tersebut berhasil membuatnya mengakuisisi LedgerX, bursa future kripto dan opsi saham pada bulan Oktober. Sedangkan Coinbase juga ingin membuat langkah serupa selain menggunakan spot trading dan menyetujui kesepakatan untuk membeli bursa derivatif FairX awal bulan ini.