Bank sentral Rusia dilaporkan akan mulai mengembangkan penyelesaian sistem menggunakan mata uang digital bank sentral ( CBDC ) di tengah sanksi yang sedang berlangsung sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.
Rencana untuk maju dengan rubel digital Rusia diharapkan datang pada kuartal pertama 2023 dan akan melihat bank sentral Rusia mempelajari dua kemungkinan model penyelesaian lintas batas, menurut laporan 9 Januari oleh outlet media lokal Kommersant.
Model pertama yang diusulkan yaitu melihat berbagai negara yang mengadakan perjanjian bilateral terpisah dengan Rusia untuk mengintegrasikan sistem CBDC mereka.
Setiap perjanjian akan dibuat untuk memastikan konversi dan transfer aset antar negara sesuai dengan aturan perjanjian.
Baca Juga : DOJ Meminta Para Korban Penipuan Sam Bankman-Fried untuk Maju
Adapun model kedua yang lebih rumit yaitu mengusulkan satu platform seperti hub (pusat kegiatan) bagi Rusia untuk berinteraksi dengan negara lain, berbagi protokol dan standar umum untuk memfasilitasi pembayaran antara negara-negara yang terhubung.
Roman Prokhorov, ketua dewan Asosiasi Inovasi Keuangan (AFI) berpendapat bahwa model pertama lebih sederhana untuk diterapkan tetapi kurang menjanjikan untuk interaksi bilateral antar negara.
Opsi lainnya juga lebih “canggih” dan dia menganggap sistem dua arah awal dapat diterapkan, dengan China sebagai mitra yang paling mungkin mengingat “kesiapan teknologi dan politiknya”.
Laporan pada bulan September mengklaim bahwa Rusia berencana menggunakan rubel digitalnya untuk penyelesaian dengan China sekitar tahun 2023.
Namun, yang lain percaya permainan CBDC Rusia tidak akan dilumpuhkan oleh teknologi, melainkan oleh politik.
Wakil presiden Asosiasi Bank Rusia, Alexey Voylukov, mengatakan bahwa memperkenalkan rubel digital tidak akan mengubah atau memperbaiki situasi politik global Rusia, dan uji coba untuk platform CBDC hanya dapat dilakukan dengan negara-negara yang bersahabat dengan pemerintah Rusia yang siap secara teknologi.
Sumber : cointelegraph.com