Menurut laporan Telegraph, Jo Johnson yaitu saudara laki-laki mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dilaporkan telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai penasihat Binance.
Menurut laporan tersebut, Jo Johnson telah menjadi penasehat Binance dalam upaya untuk memperluas ke Inggris Raya. Jo Johnson, juga dikenal sebagai Lord Johnson dari Marylebone, dilaporkan mengambil peran sebagai dewan penasehat Inggris dari salah satu anak perusahaan Binance, Bitfinity, pada bulan September.
Menurut The Telegraph, dia mengundurkan diri pada minggu lalu setelah melihat bukti aset Binance yang menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa pakar akuntansi dan keuangan yang tidak menguntungkan terhadap bursa, tak lama kemudian dapat menyebabkan bank run.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 19 Desember, Johnson mengatakan: “Saya mengundurkan diri dari dewan penasihat minggu lalu dan tidak memiliki peran dengannya entitas terkait apa pun.”
Baca Juga : Cryptoquant: Menurut Data On-Chain Binance Tidak Seperti FTX
Bitfinity, perusahaan yang dimana Johnson bekerja, didirikan oleh Binance pada Maret 2022 dan merupakan “bagian dari grup Binance,” seperti yang dijelaskan dalam pengajuan kepada pengurus Amerika Serikat pada bulan April. Perusahaan mengubah mata uang tradisional seperti pound Inggris dan dolar AS menjadi mata uang digital.
Pada 16 Desember, Cointelegraph juga melaporkan bahwa bukti cadangan Binance telah dihapus dari situs web Mazars Group. Mazars, ditunjuk sebagai auditor resmi untuk pembaruan bukti aset cadangan Binance ,dan pada saat ini telah sepenuhnya menghentikan Mazars Veritas, yaitu bagian yang di tugaskan untuk audit pertukaran mata uang kripto.
Menurut siaran pers 19 Desember, Binance.US akan mengakuisisi aset pemberi pinjaman kripto Voyager Digital yang bangkrut senilai $1,022 miliar. Kesepakatan itu akan ditutup pada 18 April 2023. Binance telah setuju untuk melakukan deposit $10 juta dengan itikad baik dan akan mengembalikan Voyager untuk pengeluaran tertentu hingga maksimal $15 juta.
Baca Juga : cointelegraph.com