Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) saat ini menghadapi tantangan yang semakin besar dalam mengatasi kekosongan posisi Spesialis Aset Kripto di dalam struktur organisasinya.
Laporan terbaru yang dirilis oleh Kantor Inspektur Jenderal (OIG) SEC dengan judul “Tantangan Manajemen dan Kinerja SEC OIG 2023” menyoroti isu serius yang terkait dengan kekurangan sumber daya manusia yang terus menerus menghantui divisi mata uang digital SEC.
Dalam menghadapi perkembangan pesat dunia aset kripto, badan pengawas ini berusaha keras untuk memperkuat kemampuan pengawasannya.
Namun, kekurangan profesional yang memenuhi syarat telah menjadi perhatian utama, mengingat laporan OIG yang menunjukkan bahwa dari total 5.303 posisi resmi di kantornya, 491 posisi masih tetap kosong.
Peningkatan angka kekosongan tersebut telah berlangsung selama empat tahun terakhir, dan hal ini mengundang pertanyaan serius tentang kemampuan SEC dalam mengatur pasar bitcoin secara efektif.
Kekurangan staf yang paling mencolok terjadi di posisi CAS, yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang aset digital.
Salah satu hambatan signifikan yang dihadapi oleh SEC dalam mengisi kekosongan ini adalah adanya aturan etika yang melarang staf untuk melakukan investasi di bidang yang mereka awasi.
Baca Juga : Musisi Terkenal Grimes, Hadirkan 200+ Lagu Buatan AI
Banyak profesional berkualifikasi di divisi ini enggan menjual aset digital pribadi mereka, sehingga menciptakan tantangan bagi calon potensial yang ingin bergabung.
Dengan tantangan yang semakin besar ini, SEC harus segera mencari solusi yang memadai untuk mengatasi kekosongan posisi penting dalam organisasinya agar dapat memenuhi tugas pengawasannya dengan efektif di tengah pesatnya perkembangan aset kripto di dunia.
Keberhasilan SEC dalam mengisi posisi CAS dan sektor aset kripto lainnya akan sangat berpengaruh pada kemampuannya untuk mengatur pasar digital dengan efektif. Perbaikan aturan etika mungkin diperlukan untuk mengatasi kendala ini. [RH]