Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) merupakan salah satu teknologi terkini yang semakin berkembang dan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
Teknologi AI memungkinkan komputer untuk belajar dan mengambil keputusan seperti manusia, bahkan dalam beberapa kasus, mampu mengatasi kecerdasan manusia dalam tugas tertentu. Namun, perjalanan panjang AI dimulai dari beberapa abad yang lalu.
Sejarah kecerdasan buatan dimulai pada abad ke-17 ketika filsuf Spanyol, Ramon Llull, mengembangkan sebuah mesin yang dapat digunakan untuk memilih jawaban dari beberapa pertanyaan.
Namun, perkembangan AI baru benar-benar dimulai pada tahun 1940-an ketika para peneliti memulai usaha mereka untuk mengembangkan mesin yang dapat berpikir seperti manusia.
Pada tahun 1956, John McCarthy, Marvin Minsky, Nathaniel Rochester, dan Claude Shannon mengadakan sebuah konferensi di Dartmouth College di New Hampshire, Amerika Serikat.
Konferensi tersebut dikenal sebagai Konferensi Dartmouth dan menjadi titik awal perkembangan AI modern. Pada konferensi tersebut, para peneliti memutuskan bahwa kecerdasan buatan harus didasarkan pada pemodelan setelah cara kerja otak manusia.
Baca Juga : Italia memblokir ChatGPT, menyelidiki dugaan pelanggaran
Pada tahun 1960-an, para peneliti AI mengembangkan program komputer yang dapat memecahkan masalah matematika dan bahasa alami, tetapi kemajuan besar tidak terjadi sampai akhir tahun 1970-an ketika para peneliti mulai menggunakan teknologi jaringan saraf (neural network) dalam pengembangan AI.
Pada tahun 1980-an, AI menjadi semakin populer di kalangan bisnis dan industri, dengan banyak perusahaan yang mulai menggunakan AI dalam aplikasi mereka. Pada tahun 1990-an, teknologi komputer semakin canggih dan kapasitas penyimpanan data meningkat, yang memungkinkan pengembangan AI yang lebih kompleks.
Pada abad ke-21, AI semakin berkembang pesat, dengan banyak aplikasi yang dapat membantu manusia dalam berbagai bidang. Contoh aplikasi AI yang terkenal antara lain adalah mesin pencari Google, asisten virtual Siri dan Alexa, serta mobil otonom.
Selain itu, banyak perusahaan teknologi terkemuka seperti Google, Facebook, dan Amazon menginvestasikan sumber daya besar dalam pengembangan teknologi AI.
Namun, seperti halnya teknologi lainnya, penggunaan AI juga menimbulkan tantangan dan risiko. Beberapa risiko yang terkait dengan penggunaan AI antara lain hilangnya pekerjaan karena otomatisasi, pengambilan keputusan yang diskriminatif, dan potensi penggunaan AI dalam kegiatan kriminal dan perang cyber.
Seiring dengan semakin majunya teknologi AI, tantangan dan risiko terkait penggunaannya juga semakin kompleks. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif dari seluruh sektor untuk memastikan pengembangan dan penerapan AI yang aman, etis, dan berkelanjutan bagi manusia dan lingkungan.
Sumber : cointelegraph.com