Sebuah terobosan baru dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) di bidang “penemuan obat” telah membuka jalan untuk pendekatan yang lebih efisien, hemat biaya, dan menjanjikan dalam mengidentifikasi obat-obatan potensial.
Dilansir dari Theconversation.com ada sekelompok tim peneliti dari University of Edinburgh dikabarkan telah menggunakan teknologi AI untuk mengidentifikasi tiga kandidat obat senolitik yang menjanjikan. Obat-obatan ini memiliki potensi untuk memperlambat proses penuaan dan mengurangi penyakit terkait usia.
“Sangatlah menguntungkan jika kita dapat menemukan lebih banyak terapi inovatif yang dapat digunakan untuk berbagai penyakit, namun membutuhkan waktu 10 hingga 20 tahun dan miliaran dolar agar suatu obat dapat mencapai pasar.” tulis salah satu ilmuwan itu dalam laporan tersebiut.
Obat senolitik bekerja dengan menghilangkan sel-sel tua yang juga dikenal sebagai sel “zombie”. Sel-sel ini aktif secara metabolik tetapi tidak dapat melakukan replikasi karena kerusakan DNA.
Meskipun ketidakmampuan sel-sel ini untuk bereplikasi dapat mencegah penyebaran kerusakan, penumpukan sel-sel zombie ini dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diabetes tipe 2, COVID, fibrosis paru, osteoarthritis, dan kanker.
Baca Juga :Di Afrika, Kripto Bantu Masyarakat Lawan Inflasi dan Korupsi
Artikel tersebut mengungkapkan bahwa penelitian berbasis AI telah menunjukkan potensi senolitik dalam meredakan kondisi ini dengan memusnahkan sel-sel zombie dan mempertahankan kesehatan sel-sel yang normal.
Namun, biaya operasional yang tinggi menjadi kendala untuk menguji obat ini pada manusia dalam skala besar. Temuan ini memberikan harapan baru dalam upaya mengatasi penuaan dan penyakit terkait usia melalui pendekatan AI yang inovatif.
Diharapkan bahwa dengan perkembangan lebih lanjut, obat-obatan senolitik ini dapat menjadi solusi yang efektif dan terjangkau bagi banyak orang di masa depan. [RH]