Harga bitcoin, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, mencatatkan lonjakan yang belum pernah terjadi sejak Mei 2022 pada Jumat, 24 November 2023. Peningkatan ini terjadi di tengah sepi perdagangan pasca-libur Thanksgiving di Amerika Serikat.
Menurut Coindesk pada Minggu (26/11/2023), harga bitcoin naik hingga mencapai USD 38.000 atau sekitar Rp 592,23 juta pada pagi Jumat, sebelum kemudian melemah menjadi USD 37.800. Saat ini, harga bitcoin bertahan di sekitar batas USD 38.000 dan menunjukkan usaha untuk menguat. Kenaikan harga bitcoin terjadi karena investor berharap akan persetujuan dari US Securities and Exchange Commission (SEC) untuk exchange traded fund spot bitcoin atau ETF spot bitcoin.
Peningkatan harga bitcoin juga membawa dampak positif pada saham terkait kripto. Pada Jumat, 24 November 2023, harga saham Coinbase naik 6 persen, Stronghold Digital Mining naik 6,4 persen, dan Marathon Digital Holdings naik 4 persen.
Analisis Laurent Kssis mengungkapkan bahwa dengan kehadiran BTC ETF yang mungkin disetujui pada 11 Januari, volatilitas baru dapat muncul di pasar. Dia menyatakan bahwa ETF bitcoin dapat menarik lebih banyak volume perdagangan dari investor institusi, membuka peluang baru di pasar kripto.
Baca Juga : Biaya Transaksi Bitcoin Turun Di Tengah Melonjaknya Biaya Penambang di Bulan November
Kssis memprediksi bahwa harga bitcoin dapat mencapai USD 40.000. Jika persetujuan diberikan, volatilitas bitcoin diperkirakan akan meningkat, menciptakan risiko tambahan bagi investor dan juga peluang arbitrase. Dia menyatakan bahwa tidak mengherankan jika harga mencapai USD 40.000 pada akhir pekan.
Selain itu, Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, juga mengalami kenaikan lebih dari 3 persen pada Jumat pekan ini. Data dari Coinmarketcap pada Minggu menunjukkan bahwa harga bitcoin melemah 0,40 persen ke posisi USD 37.553.