Headlines

Seorang Ekonom Memperingatkan Resesi, Inflasi, dan Runtuhnya Dolar AS

Seorang Ekonom Memperingatkan Resesi, Inflasi, dan Runtuhnya Dolar AS

Seorang ahli ekonomi terkemuka, Peter Schiff, telah menggema peringatan serius mengenai ancaman depresi inflasi yang tengah mengintai perekonomian Amerika Serikat. 

Menurutnya, inflasi diprediksi akan terus melonjak dan bertahan dalam jangka waktu yang lebih panjang, berpotensi memicu resesi yang lebih dalam dan berkepanjangan.

Schiff berpandangan bahwa kenaikan drastis utang nasional dan defisit anggaran federal akan memiliki konsekuensi serius terhadap nilai dolar Amerika. Hal ini, menurutnya, dapat mengakibatkan penurunan tajam dalam permintaan terhadap mata uang AS.

“Resesi yang akan datang akan lebih dalam dan berlangsung lebih lama. Ini bukan hanya stagflasi, tapi depresi inflasi,” tegas Schiff.

Kritik tajam juga dilontarkan Schiff terhadap pernyataan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang menghubungkan tingginya tingkat inflasi dengan dampak pandemi COVID-19. 

Menurut Schiff, pandemi bukanlah penyebab langsung dari inflasi, melainkan tindakan The Fed dan pemerintah federal yang secara tidak langsung berkontribusi pada situasi tersebut.

Schiff bahkan lebih jauh meramalkan bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat. 

“Dengan situasi perang yang tengah berkecamuk di Timur Tengah, The Fed menghadapi ketidakpastian besar, dan karenanya mereka sulit untuk menaikkan suku bunga,” ungkap Schiff.

Pernyataan dan peringatan Schiff ini menambahkan tekanan pada Federal Reserve dan pemerintah AS, yang sedang berjuang untuk mengendalikan laju inflasi yang terus meningkat. 

Baca Juga : Yuan Tiongkok Menyalip Euro sebagai Mata Uang Global Kedua Terpopuler

Kini, tindakan selanjutnya yang akan diambil oleh pihak berwenang menjadi sorotan utama, seiring dengan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi negara tersebut di tengah tantangan yang semakin kompleks.

Dalam situasi yang semakin rumit ini, pandangan Schiff mencerminkan kekhawatiran yang tumbuh dalam kalangan ekonom dan analis. 

Masyarakat pun menanti langkah konkret yang akan diambil oleh The Fed dan pemerintah AS untuk merespons isu inflasi yang semakin memburuk, sambil tetap berupaya menjaga stabilitas ekonomi yang rentan terhadap gejolak global. [RH]