Bro Omen, seorang YouTuber dari Indonesia dengan sekitar 1,5 juta penggemar harus memutuskan untuk melepas akun YouTube-nya akibat kerugian dari penipuan dalam dunia kripto.
Selain itu, Bro Omen juga mengakui bahwa ia terpaksa menggadaikan rumahnya senilai Rp 5 miliar untuk mendapatkan modal investasi kripto. Secara total, Omen telah menghabiskan dana hingga Rp 10 miliar untuk berinvestasi dalam kripto.
“Jadi, ceritanya begini, saya baru saja kena tipu dalam urusan kripto. Nilainya sangat besar, dan saya harus menjual bahkan beberapa aset saya disita,” ungkap Bro Omen dalam video di saluran YouTube-nya yang dipublikasikan pada Rabu (4/10/2023).
Omen menjelaskan bahwa saat ia memutuskan untuk berinvestasi dalam kripto, ia mengalokasikan seluruh uangnya karena terpengaruh oleh saran dari seorang teman.
Dia juga mengakui rasa bersalah karena niat awalnya adalah untuk menggandakan uangnya, yang bernilai hingga miliaran rupiah.
“Teman saya tidak mendapat keuntungan dari kerugian saya karena dia juga terjebak. Itu adalah kesalahan saya, saya terlalu mempercayai omongannya karena pada saat itu keadaan keuangan saya cukup stabil,” terang Omen.
Sebelum mengalami kerugian ini, Omen menceritakan bahwa ia sempat mendapat keuntungan saat pertama kali mencoba berinvestasi dalam kripto. Dengan modal awal Rp 1 juta, Omen berhasil meraih keuntungan hingga Rp 10 juta.
“Saya sempat merasakan kemenangan dan hal itu benar-benar membuat saya tercengang bahwa ini bisa terjadi dengan begitu cepat. Jadi, saya sangat terkejut,” jelas Omen.
Baca Juga : Peran Bitcoin dalam Konflik Rusia-Ukraina Jadi Sorotan Utama di Washington D.C.
Namun, akibat dari keuntungan tersebut, Omen akhirnya berdiskusi dengan istrinya untuk menggadaikan rumah dan meminjam uang di bank senilai Rp 5 miliar dengan tenor 6 bulan.
“Jadi, kemungkinan besar rumah saya juga akan disita oleh bank,” ujar Omen. Dalam video di saluran YouTube-nya, Omen juga menjelaskan sistem kerja investasinya dalam koin kripto. Ia menyatakan bahwa aset kriptonya memiliki sistem kunci atau terkunci dalam jangka waktu tertentu dan tidak dapat dijual.
“Jadi, ketika saya membelinya, nilai koin saya langsung melonjak hingga lima kali lipat. Tapi sayangnya, saya belum bisa menjualnya. Setelah memasuki bulan kelima, harga mulai naik turun. Tetapi di bulan keenam, harga tiba-tiba turun drastis dan ternyata situs webnya palsu,” pungkas Omen.[DS]