Headlines

Shenzhen dan Singapura Membangun Blockchain-based Transnational Trade Network Bersama Red Date

Illust : Shenzen dan Singapura Membangun Blockchain-based Transnational Trade Network Bersama Red Date

Singapura dan Shenzhen yang seringkali diumpamakan sebagai “Silicon Valley China,” tengah membangun jaringan berbasis blockchain pertama di dunia. Jaringan tersebut digunakan sebagai bursa perdagangan data lintas batas. Red Date Technology, otak di balik teknologi blockchain China tengah membangun blockchain-based Transnational Trade Network (BTTN). Pembangunan tersebut merupakan bagian dari perjanjian smart city antara Pemerintah Kota Shenzhen dan Infocomm Media Development Authority (IMDA).

Menurut white paper yang diterbitkan, lembaga tersebut akan dapat menjaring data perdagangan antara negara dan perusahaan sekaligus mematuhi aturan privasi dan keamanan data lokal.

Red Date melihat blockchain-based Transnational Trade (BTTN) layaknya Blockchain Service Network (BSN), sebagai komponen kunci dari arsitektur blockchain global masa depan. Menurut white paper, BTTN mungkin tumbuh menjadi “jaringan multilateral” yang akan “mematuhi aturan data yurisdiksi mana pun serta memastikan keamanan informasi dalam situasi perdagangan lintas batas.”

Baca juga Alasan Dibalik Mengapa Singapura Menolak Sebagian Besar Pengajuan Lisensi Kripto

China memberlakukan aturan keamanan dan privasi data secara ketat yang bertepatan dengan peluncuran proyek kerja sama terkait data. Undang-undang Keamanan Data yang mulai berlaku pada bulan September, dikatakan telah menghambat kapasitas perusahaan China untuk berbagi data dengan mitra dan pelanggan internasional.

Terkait rencana tersebut, pihaknya mengatakan kepada CoinDesk bahwa infrastruktur pengembangan akan didasarkan pada arsitektur BSN yang ada. Dalam hal ini, Red Date telah mulai menagih operator pusat data.

Menurut Yifan He selaku CEO Red Date, transaksi tersebut ditangani oleh China Mobile. Sedangkan teknologi BTTN dihadirkan sebagai produk China Mobile yang menggabungkan teknologi Red Date. Dia mengklaim bahwa hal ini akan mempermudah proses kerja sama antara klien dan pemerintah China.

Lebih jauh, Southern Electronic Ports— anak perusahaan dari sistem port elektronik China akan mendirikan pusat data di Shenzhen. Sementara BlockAsset Management akan mendirikan satu di Singapura. Keduanya akan terhubung ke sistem TradeTrust yang dioperasikan oleh IMDA.

Inisiatif ini juga mencakup China Center for Urban Development, cabang NDRC, WeBank neobank berlisensi Tencent, penyedia logistik LinkLogis, dan GovTech Singapore.

Sumber: https://www.coindesk.com/business/2022/01/18/bsns-red-date-behind-shenzhen-singapore-trade-blockchain-project/