Beberapa siswa Iran mendadak dilarang untuk berpartisipasi dalam kelas pengkodean Ethereum ConsenSys. Baru-baru ini, ConsenSys yang merupakan sektor software Cryptocurrency ternama, menetapkan pelarangan terhadap sekitar lima puluh siswa Iran dari kelas pengkodean Ethereum ConsenSys daringnya. ConsenSys Academi sebagai sebuah divisi pembelajaran memberikan pengumuman tersebut melalui surel pada 13 November. Dikatakan bahwa siswa tidak akan mendapatkan sertifikan kelulusan karena penangguhan, meskipun siswa tersebut telah menyelesaikan sebagian besar kurikulum mereka.
Selama ini, ConsenSys telah memberikan kursus senilai $985 secara gratis kepada siswa Iran dan memberikan beasiswa kepada perempuan Iran.
Hingga saat ini, masih belum ada kejelasan terkait apa yang mendorong perubahan mendadak dalam strategi perusahaan tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Humas Consensys, Elo Gimenez hanya menjelaskan bahwa perusahaannya berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi digital dan tetap mematuhi semua aspek hukum AS.
Transisi ini menunjukkan adanya kontradiksi mendasar antara sanksi yang digunakan untuk mengisolasi rezim dan Blockchain yang merupakan jaringan terdesentralisasi tanpa batas. Meskipun begitu, telah jelas bahwa melakukan pengiriman uang ke Iran dari Amerika Serikat dilarang, memberikan pembelajaran kepada warga negara yang terkena sanksi terkait penggunaan teknologi Blockchain.
Baca juga Menurut Data On-Chain, Investor Bitcoin dan Ethereum Memiliki Kepercayaan Diri Jangka Panjang
Pelarangan tersebut muncul dua bulan setelah pengembangan Ethereum Virgil Griffith, mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi dalam kasus sanksi AS. Kasus tuduhan terkait datang dari pidato yang berlangsung di konferensi Korea Utara. Griffith mengeluarkan pernyataan pembelaan diri setelah beredarnya kasus tersebut.
Apa pun alasan keputusan Akademi ConsenSys, hal itu membuat siswa kecewa dan bingung ketika mereka kehilangan akses ke materi pelajaran hanya beberapa minggu sebelum jadwal penyelesaian program pada 1 Desember.
Merujuk pada sanksi yang diberikan oleh AS, hal-hal yang berkaitan dengan aspek pendidikan biasanya dibebaskan dari sanksi tersebut. Beda halnya terhadap Iran, yang menjadi pengecualian.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC), Departemen Keuangan AS belum memberikan hukuman secara terbuka kepada perusahaan yang memberikan pendidikan atau materi pendidikan kepada Iran. Dikatakan bahwa apabila sebuah perusahaan melanggar sanksi tersebut, maka perusahaan akan dikenakan denda maupun tuntutan pidana.
Selain itu, terdapat risiko besar bagi perusahaan Amerika yang memasok layanan ke negara-negara yang dikenai sanksi AS. Contoh nyatanya adalah kasus Virgil Griffith yang kemudian membuat beberapa dari seluruh sektor ini mengevaluasi kembali strategi mereka untuk menjalin hubungan dengan negara yang terkena sanksi.
Sumber: