Polisi Taiwan baru-baru ini berhasil menggulung skema pencucian uang yang signifikan yang terkait dengan mata uang kripto.
Di Taichung, pihak berwenang berhasil mengungkap dan menangkap sejumlah individu dalam operasi kriminal yang melibatkan jumlah yang mencengangkan, yakni sekitar 324,2 juta USDT (Tether).
Dilaporkan bahwa kasus ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Taiwan, mendedahkan sisi gelap eksploitasi mata uang digital untuk kepentingan ilegal.
Penggerebekan ini bermula dari penyelidikan yang berlangsung sejak bulan Juni, yang mengaitkan aktivitas pencucian uang dengan kasus penipuan investasi yang telah diselidiki pada bulan Oktober 2022, seperti yang dilaporkan.
Hasil kerja keras Bareskrim Polri akhirnya berbuah manis dengan penangkapan seorang tersangka yang dikenal dengan nama keluarga Chiu, yang diduga memegang peran sentral dalam jaringan pencucian uang ini. Mereka berhasil mengalirkan dana palsu melalui berbagai jalur yang kompleks.
Menurut pernyataan polisi, kelompok ini menggunakan metode yang sangat canggih untuk mengarahkan para korbannya agar menyetor dana ke rekening palsu.
Dana tersebut kemudian diarahkan ke bursa kripto asing atau diperdagangkan kepada individu yang terlibat dalam aktivitas ilegal serupa.
Baca Juga : SEC Minta Ripple Bayar Denda Rp 12,2 Triliun
Tersangka utama, Chiu, saat ini menghadapi tuduhan mengubah cryptocurrency yang berhasil mereka kumpulkan menjadi uang tunai.
Selama proses penyelidikan, penyidik juga mengungkap bahwa Chiu seringkali melakukan perjalanan ke luar negeri, yang memunculkan dugaan bahwa dia bisa terhubung dengan jaringan perjudian internasional dan sindikat penipuan yang lebih besar.
Kasus ini menjadi peringatan penting tentang kejahatan yang semakin berkembang di dunia kripto dan perluasannya hingga tingkat internasional.
Polisi Taiwan dan berbagai lembaga penegak hukum terus berupaya untuk mengungkap jaringan-jaringan semacam ini guna menjaga integritas pasar mata uang digital. [RH]
