Headlines

Solana: Mengenal Altcoin dengan Jaringan Berkecepatan Tinggi

Illust : Solana Mengenal Altcoin dengan Jaringan Berkecepatan Tinggi

Solana merupakan proyek open-source yang sangat fungsional dengan mengimplementasikan blockchain layer-1 baru, without permission, dan berkecepatan tinggi. Jaringan ini dibentuk dengan tujuan meningkatkan throughput di luar pencapaian blockchain lain dan biaya transaksi yang lebih rendah. Arsitektur blockchain generasi ketiga Solana dirancang untuk memfasilitasi smart contract dan pembuatan DApp yang mendukung berbagai platform DeFi dan NFT.

Platform blockchain Solana mengusung konsensus hibrida yang berfokus pada desentralisasi untuk memaksimalkan kecepatan. Hal tersebut dilakukan dengan mengombinasikan inovasi Proof-of-Stake (PoS) dan Proof-of-History (PoH). Solana juga didesain dengan memilih satu node berdasarkan mekanisme PoS yang mengurutkan pesan antar node. Sehingga dapat mengurangi beban kerja yang menghasilkan peningkatan throughput tanpa time-source yang terpusat.

Komponen inti dari protokol Solana adalah PoH yang menyediakan catatan digital dan menegaskan bahwa suatu peristiwa telah terjadi pada jaringan di setiap waktu. PoH bergantung pada PoS menggunakan algoritma Byzantine fault tolerance (BFT) untuk mencapai konsensus dan menjaga jaringan tetap aman dalam berperan sebagai alat tambahan untuk memvalidasi transaksi.

Baca juga Di Tengah Kinerja Solana yang Buruk, DApp SOL Memberikan Sedikit Harapan

Solana menggunakan algoritma SHA-256 yang memberikan data waktu real-time sesuai dengan kumpulan hash yang disertakan pada unit pemrosesan pusat. Validator Solana dapat menggunakan hal ini untuk merekam bagian data terpilih yang dibuat sebelum pembuatan indeks hash tertentu.

Cryptocurrency dari jaringan Solana adalah SOL, yang menyediakan layanan transaksi nilai serta keamanan blockchain melalui staking. Skema operasi token SOL serupa dengan yang digunakan dalam blockhain Ethereum. Saat ini, total pasokan Solana lebih dari 511 juta token dengan tidak lebih dari setengahnya beredar di pasar aset. Sekitar 60% token SOL dikendalikan oleh pendiri Solana dan Solana Foundation, dengan hanya 38% yang disediakan untuk komunitas.

Dibalik segala kelebihan Solana, jaringan ini juga memiliki sisi lemahnya. Meskipun blockchain dapat bersaing dengan proyek lainnya, jaringan ini masih rentan terhadap sentralisasi karena tidak terdapat banyak validator blockchain. Protokol juga masih melabeli dirinya sebagai versi beta dari mainnet sehingga tidak meniadakan kemungkinan adanya bug dan kesalahan jaringan.

Sumber: https://cointelegraph.com/news/what-is-solana-and-how-does-it-work