Menurut laporan terbaru dari The Wall Street Journal, eksekutif di Binance, bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan, mengungkapkan kekhawatiran atas hubungannya dengan Binance.US, sebuah entitas hukum terpisah yang beroperasi di Amerika Serikat.

Para eksekutif dilaporkan khawatir bahwa masalah kepatuhan regulasi Binance.US dapat merugikan bisnis global Binance.
Kekhawatiran tersebut membuat tim Binance mencari berbagai opsi, termasuk merekrut seorang pengacara lobi untuk membantu mengelola risiko regulasi dan mencoba merekrut Gary Gensler, mantan ketua Commodity Futures Trading Commission (CFTC) dan saat ini menjadi ketua Securities and Exchange Commission (SEC).
Para eksekutif Binance berharap bahwa pengalaman regulasi Gensler akan membantu perusahaan menghadapi lingkungan regulasi yang kompleks di Amerika Serikat.
Baca Juga : Prancis hampir meloloskan undang-undang lisensi perusahaan crypto yang ketat
Namun, Gensler menolak tawaran tersebut dan kemudian memimpin SEC untuk mengambil tindakan terhadap Binance.US, menuduh bursa tersebut beroperasi secara ilegal di Amerika Serikat dan gagal mendaftarkan diri dengan lembaga tersebut.
Tindakan SEC terhadap Binance.US menyoroti meningkatnya pengawasan regulasi terhadap industri kripto di Amerika Serikat.
Banyak bursa dan proyek kripto lainnya juga menghadapi tantangan regulasi serupa, dan hasil dari kasus-kasus ini dapat memiliki implikasi yang signifikan untuk masa depan industri kripto.
Binance juga menghadapi masalah regulasi di negara lain. Dalam beberapa bulan terakhir, bursa ini telah mendapat peningkatan pengawasan dan pembatasan di beberapa yurisdiksi, termasuk Inggris, Jepang, dan Thailand.
Namun, meskipun menghadapi tantangan ini, Binance tetap menjadi bursa kripto terbesar di dunia, dengan volume perdagangan harian lebih dari $10 miliar.
Sumber : decrypt.co