Headlines

Tingkat Kesulitan Penambangan Jaringan Bitcoin Mencapai Titik ATH hingga 26,643 Triliun

Illust : Tingkat Kesulitan Penambangan Jaringan Bitcoin Mencapai Titik ATH hingga 26,643 Triliun

Meskipun pasar bearish tengah berlangsung, jaringan Bitcoin (BTC) telah mencapai tingkat kesulitan penambangan all-time-high (ATH) sebesar 26,643 triliun. Pencapain tersebut disertai dengan tingkat hash rata-rata sebesar 190,71 exahash per detik (EH/s). Kondisi tersebut menunjukkan adanya dukungan komunitas yang sangat signifikan.

Tingkat kesulitan jaringan Bitcoin ditentukan oleh kekuatan pemrosesan secara keseluruhan. Dalam hal ini, berkaitan dengan kesulitan mengonfirmasi transaksi dan menambang BTC. Menurut data yang dipaparkan oleh blockchain.com, kesulitan jaringan mengalami penurunan antara bulan Mei dan Juli 2021. Penurunan tersebut terjadi karena berbagai faktor, termasuk larangan China terhadap penambangan kripto.

Namun, mulai bulan Agustus 2021, kesulitan jaringan telah mengalami peningkatan secara drastis. Hal ini karena penambang yang dipindahkan mulai beroperasi di negara lain. Akibatnya, jaringan BTC mencapai rekor ATH sebesar 26,643 triliun pada hari Sabtu, 22 Januari 2022.

Baca juga Platform Bitcoin Shakepay Menerima $35 Juta dalam Pendanaan Seri A

Menurut BTC.com, jaringan akan terus mengalami penguatan dalam dua belas hari mendatang. Selanjutnya, jaringan mencapai rekor ATH dengan tingkat kesulitan jaringan mencapai 26,70 triliun.

F2Pool telah memberikan kontribusi paling besar pada tingkat hash dalam empat hari terakhir. Berdasarkan sebuah data, F2Pool menambang sebanyak 88 blok BTC, diikuti oleh Poolin dengan 76 blok. Biaya rata-rata per transaksi yang dikeluarkan adalah sekitar $1,58 pada 22 Januari. Sedangkan jumlah transaksi mencapai puncaknya pada $62,78 pada April 2021.

Terlepas dari dorongan yang diberikan oleh federal untuk memperketat kebijakan moneter seputar cryptocurrency, ahli strategi komoditas Bloomberg, Mike McGlone percaya bahwa BTC memiliki peluang untuk menang. Hal ini karena investor menyadari potensi BTC sebagai sebuah aset cadangan digital.

Menurut Cointelegraph, McGlone merasa bahwa Bitcoin berada dalam posisi yang unik untuk mengungguli sebuah era di mana aset berisiko dianggap negatif: “Kripto termasuk dalam golongan aset paling berbahaya dan memiliki pergerakan harga yang sangat spekulatif. Jika aset berisiko mengalami penurunan nilainya, hal itu akan membantu perjuangan The Fed melawan inflasi. Bitcoin, sebagai aset cadangan di seluruh dunia, mungkin menjadi pemenang besar dalam skenario tersebut.”

Sumber: https://cointelegraph.com/news/bitcoin-records-all-time-high-network-difficulty-amid-price-fluctuations