Baru-baru ini, tragedi penculikan tidak hanya menargetkan pemilik aset kripto Bitcoin (BTC). Pendukung Stablecoin pun juga menjadi sasaran empuk bagi penyerang oportunistik yang ingin mendapatkan aset tersebut. Menurut salah satu media Ta Kung Pao yang berbasis di Hong Kong, penjahat menargetkan trader yang melakukan transaksi langsung atau over-the-counter (OTC). Insiden tersebut menyasar trader kripto dengan dana Tether (USDT) yang cukup besar. Akibatnya, tujuh orang pelaku ditahan dan korban harus menjalani rawat inap.
Sehubungan dengan dugaan kejahatan tersebut, pihak kepolisian menyatakan bahwa mereka sedang mencari setidaknya tujuh atau delapan pelaku lagi. Insiden tersebut bukan merupakan insiden pertama, insiden serupa juga pernah terjadi di Spanyol.
Baca juga Alasan Traders Melakukan Pembelian Bitcoin ketika Harganya Mengalami Penurunan hingga $58K
Penculikan dan perampokan kali ini menyasar full-time trader kripto anonim yang berusia 39 tahun dengan token senilai USD 3.1 juta di dalam wallet exchange. Korban bertemu dengan pelaku yang mengaku sebagai pembeli kripto di sebuah kontrak untuk menjual USDT senilai USD 0.5 juta. Insiden tersebut terjadi di sebuah unit bangunan industri di Teluk Kowloon Hong Kong di mana korban disergap dan di bawa ke sebuah daerah perumahan.
Korban diminta menyerahkan ponsel, informasi login reking bank online, dan kata sandi pertukaran kripto. Para pelaku telah menggunakan kekerasan dengan memukul dan menendang korban dengan benda tumpul secara berulang kali sehingga menimbulkan cedera yang cukup parah. Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan, pelaku meninggalkan korban dengan patah tulang di tangan dan kaki serta cedera di bagian tubuh utama.
Menurut pengakuan pelaku, mereka berusaha menghubungi keluarga korban dan menuntut tebusan sebesar USD 4.7 juta sebagai imbalan untuk membebaskan trader. Menurut penuturan kepolisian, pihak korban enggan memenuhi permintaan pelaku. Pada 12 November, trader mampu melarikan diri dengan masuk melalui jendela kecil yang berada di loteng. Setelah itu, polisi berhasil menyelamatkan korban dan menangkap dua orang tersangka di tempat kejadian.
Menurut petugas kepolisian, tersangka yang merupakan enam pria dan satu wanita ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Sebagian terlibat dalam sebuah geng, pengangguran, bekerja di industri katering, transportasi, hingga otomotif. Para pelaku tersebut ditahan atas dugaan penculikan dan perampokan berencana.
Sayangnya, ketika trader berusaha untuk login dengan akunnya, platform tersebut terkunci dengan kata sandi yang telah diubah. Seluruh aset sebesar USD 3.1 juta tampaknya juga telah dipindahkan ke akun lainnya.
Sumber: