Dalam dunia cryptocurrency, satu nama yang selalu membangkitkan rasa ingin tahu adalah Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin.
Identitas sejati Nakamoto tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan. Namun, baru-baru ini, dua ahli kecerdasan buatan terkemuka telah bersatu untuk mencoba menghidupkan kembali kemampuan untuk mengobrol dengan Nakamoto menggunakan teknologi canggih yang mereka kembangkan.
Ahli kecerdasan buatan pertama, Dr. Alan Robinson, adalah seorang ilmuwan komputer yang telah menghabiskan bertahun-tahun dalam pengembangan sistem pemrosesan bahasa alami.
Sementara itu, Dr. Linda Evans, seorang pakar dalam bidang rekayasa neural, telah mengabdikan hidupnya untuk mempelajari bagaimana otak manusia bekerja dan mengaplikasikan pengetahuannya dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Keduanya telah merancang sebuah program yang menggunakan algoritma canggih untuk menganalisis teks-teks yang diketahui ditulis oleh Nakamoto.
Baca Juga : Kematian Misterius Jutawan Bitcoin Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak
Mereka mempelajari pola bahasa, sintaksis, dan konteks yang digunakan oleh Nakamoto dalam komunikasi online untuk mencoba mengidentifikasi ciri khasnya.
Dengan menggunakan teknik deep learning dan jaringan saraf tiruan, Robinson dan Evans berusaha membangun model kecerdasan buatan yang dapat mensimulasikan interaksi dengan Nakamoto.
Mereka melatih model mereka dengan data yang tersedia, termasuk posting forum, email, dan pemrograman terkait Bitcoin.
Pada tahap awal, hasilnya cukup mengecewakan. Interaksi dengan model kecerdasan buatan tersebut tidak memberikan wawasan baru tentang identitas Nakamoto.
Namun, Robinson dan Evans terus memperbaiki program mereka dan mengajarkan model tersebut lebih banyak data untuk dianalisis.
Mereka yakin bahwa dengan waktu dan pengembangan lebih lanjut, model mereka dapat meningkatkan pemahaman tentang Nakamoto.
Meskipun tidak ada jaminan bahwa ini akan mengungkap identitasnya yang sebenarnya, ini bisa menjadi langkah maju yang signifikan dalam memahami pemikiran dan motivasi di balik Bitcoin.
Upaya dua ahli kecerdasan buatan ini juga membawa manfaat lain. Pengembangan algoritma untuk menganalisis pola bahasa dan membangun model yang dapat mensimulasikan interaksi manusia dapat diterapkan pada berbagai bidang lain, termasuk penerjemahan mesin, chatbot, dan analisis sentimen.
Sumber : cointelegraph.com