Iris Nevins mendedikasikan karirnya untuk mendukung seniman NFT sejak awal tahun lalu. Nevins adalah seorang kolektor seni yang sudah mengeluti hobinya selama beberapa tahun.
Sebelum memutuskan untuk terjun ke ruang NFT, Nevins berencana untuk membuka toko online bagi para seniman untuk menjual karya mereka. Keputusan itu ia urungkan semenjak ia menemukan istilah NFT dan mempelajari teknologi ini. Pada tahun 2020, Nevins memutuskan untuk memanfaatkan NFT karena cara itulah yang tepat untuk membantu seniman.
Pada sebuah wawancara bersama CNBC Make It, Nevins menyampaikan bahwa NFT dapat memberi manfaat dan dampak lebih, terutama bagi para seniman agar mereka memperoleh penghasilan lebih daripada hanya memajang karya mereka di toko online biasa.
Nevins bersama rekannya, Omar Desire, memutuskan untuk mendirikan studio NFT Umba Daima. Nevins dan Desire menjelaskan bahwa studio tersebut mempromosikan seniman dan mendidik khalayak mengenai Web 3.0. Secara garis besar, tim Umba Daima mengelola dan berkonsultasi dengan seniman seperti mendapatkan presentase dari penjualan NFT mereka dan membantu seniman membangun komunitas online untuk pemasaran luas.
Umba Daima memiliki beberapa proyek seperti Black NFT art, podcast NFT Roundtable, dan pameran virtual The Unseen Gallery. Nevins mengatakan bahwa Black NFT art merupakan upaya mereka untuk menciptakan kesuksesan bagi seniman ras kulit hitam.
Andre Oshea, salah satu seniman di bawah naungan Umba Daima, meraih kesuksesan dalam penjualan NFT karyanya setelah bergabung bersama Umba Daima selama empat bulan. Perjalanan Oshea tidak langsung meroket, ia menghasilkan dalam jumlah kecil pada awal ia bergabung, tetapi sekarang Oshea adalah salah satu seniman teratas di ruang NFT.
Nevins mengungkapkan bahwa Umba Daima berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar $140.000 sepanjang tahun 2021. Hasil tersebut diperoleh dari penjualan semua NFT di studio mereka.
Baca juga Mengoleksi NFT dengan Bertarung di Metaverse Illuvium, Role-Playing Game Berbasis Ethereum
Tim Umba Daima masih menerapkan sistem bootstrap, dalam artian mereka belum menerima upah atas usaha mereka. Nevins mengakui ia telah berhenti hari pekerjaannya untuk fokus mendedikasikan diri kepada Umba Daima, tetapi ia tetap membayar anggota tim Umba Daima sebisanya, pada dasarnya mereka adalah sukarelawan.
“Kami masih jauh dari untung, tetapi saya berharap dapat membayar anggota Umba Daima ke depannya,” jelas Nevins.
Umba Daima menerima bantuan dari seorang profesor Pennsylvania State Dickinson Law dan konsultan kripto Troika IO, yaitu Tonya Evans dan Kyle Hills. “Sangat menyenangkan, terutama sebagai pendiri wanita ras kulit hitam, memiliki orang-orang yang memberikan begitu banyak dukungan dan sangat percaya kepada saya,” kata Nevins.
Berbicara mengenai rencana ke depan Umba Daima, Nevins menyampaikan bahwa Umba Daima akan merilis NFT one-of-one perdana mereka pada Februari mendatang. Proyek ini akan memajang karya seniman populer seperti Shaylin Wallace dan Dominique Weiss.
“Kami ingin membantu semua seniman yang berkolaborasi dengan Umba Daima untuk mendapatkan keuntungan sembari tumbuh melalui proses itu,” Nevins menambahkan.