Headlines

Dipopulerkan Bitcoin, Crypto Mining Masih Menjadi Metode Populer untuk Menghasilkan Cryptocurrency

Illust : Dipopulerkan Bitcoin, Crypto Mining Masih Menjadi Metode Populer untuk Menghasilkan Cryptocurrency

Selain melakukan trading cryptocurrency, crypto  mining adalah cara populer lainnya untuk menghasilkan kripto. Dengan mengandalkan kemampuan komputasi, penambang dapat berpartisipasi di jaringan dan mendapatkan penghasilan.

Meskipun crypto mining sudah ada sejak lama, namun metode ini masih eksis hingga hari ini. Mari simak poin-poin berikut ini untuk memahami crypto mining lebih dalam lagi.

1. Apa Itu Crypto Mining?

Penambangan kripto atau yang lebih dikenal dengan istilah crypto mining adalah proses yang digunakan Bitcoin dan beberapa mata uang kripto lainnya untuk menghasilkan koin baru dan memverifikasi transaksi baru. Crypto mining melibatkan jaringan komputer yang luas dan terdesentralisasi di seluruh dunia untuk memverifikasi dan mengamankan blockchain. Sebagai imbalan atas kontribusi kekuatan komputasi para penambang kripto, komputer di jaringan dihargai dengan koin baru.

Crypto mining memiliki siklus yang dimulai dari para penambang memelihara dan mengamankan blockchain, kemudian blockchain memberikan koin, dan koin memberikan insentif bagi para penambang untuk mempertahankan blockchain.

2. Cara Kerja Crypto Mining

Illust : Cara Kerja Crypto Mining
Sumber Asset : Business photo created by macrovector – www.freepik.com

Crypto mining pertama kali diperkenalkan oleh Bitcoin dan masih digunakan hingga saat ini untuk mengamankan jaringan. Proses penambangan Bitcoin selalu dimulai dengan blok yang berisi sekelompok transaksi. Transaksi telah melalui pemeriksaan keamanan awal oleh jaringan untuk memverifikasi bahwa pengirim memiliki cukup Bitcoin dan telah memberikan private key yang benar ke wallet mereka.

Inilah proses Bitcoin mining secara lebih rinci.

  • Jaringan membuat hash untuk blok transaksi. Bitcoin menggunakan algoritma yang disebut SHA-256 untuk melakukan ini, dan selalu menghasilkan hash dengan 64 karakter.
  • Penambang Bitcoin mulai menghasilkan hash menggunakan perangkat lunak penambangan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan hash target di bawah atau sama dengan hash blok.
  • Penambang pertama yang menghasilkan hash target dapat melampirkan blok ke salinan blockchain Bitcoin mereka.
  • Penambang lain dan node keamanan Bitcoin memeriksa apakah blok tersebut benar. Jika dipastikan benar, blok tersebut ditambahkan ke blockchain Bitcoin resmi.
  • Penambang Bitcoin kemudian menerima hadiah blok. Blok menawarkan sejumlah Bitcoin sebagai hadiah. Jumlahnya dipotong setengah untuk setiap 210.000 blok yang ditambang, yang dikenal dengan istilah Bitcoin Halving.
  • Protokol yang digunakan Bitcoin disebut Proof of Work (PoW) karena penambang perlu membuktikan bahwa mereka mengeluarkan daya komputasi selama proses penambangan. Mereka melakukan ini ketika mereka memberikan hash target.
  • Jaringan menciptakan kesulitan komputasi yang bervariasi untuk mempertahankan output satu blok setiap 10 menit. Ketika lebih banyak penambang bergabung, atau mereka mulai menggunakan perangkat penambangan dengan kekuatan pemrosesan yang lebih besar, kesulitan penambangan meningkat.

3. Lima Jenis Crypto Mining

Seiring perkembangan kripto dan peralatan penambangan, crypto mining tidak hanya dapat dilakukan dengan satu cara. Ada lima jenis crypto mining berdasarkan perangkat keras dan metode penambangan yang digunakan.

Baca juga Cloud Mining, Metode Penambangan Kripto yang Paling Sederhana dan Menguntungkan

  • ASIC Mining

Application-Specific Integrated Circuit (ASIC) adalah perangkat khusus yang dibuat untuk satu tujuan, dan ASIC dirancang untuk menjadi perangkat keras untuk menambang cryptocurrency tertentu. ASIC merupakan perangkat keras terkuat untuk memenangkan blok Bitcoin karena kemampuan komputasinya.

ASIC dibandrol hingga ribuan dolar. Meskipun harga alat penambangan ini sangat mahal, namun ini adalah satu-satunya jenis perangkat di mana Anda berpotensi mendapat keuntungan dari penambangan Bitcoin.

  • GPU Mining

GPU Mining menggunakan satu atau lebih graphics cards untuk menambang kripto. Sebuah mining rig khas adalah komputer yang memiliki satu atau lebih graphics cards kelas atas. Penambangan semacam ini mahal di muka karena Anda perlu membeli graphics cards.

GPU masih dapat diandalkan untuk menambang kripto lainnya. Namun untuk menambang Bitcoin, metode ini akan kalah dengan ASIC mining karena daya yang lebih rendah.

  • CPU Mining

CPU mining menggunakan Computer Processing Unit (CPU). CPU minning adalah cara yang paling mudah diakses untuk menambang kripto karena yang Anda butuhkan hanyalah komputer, dan metode ini berfungsi di masa-masa awal Bitcoin. Namun saat ini tidak lagi direkomendasikan untuk menambang Bitcoin karena CPU tidak memiliki kekuatan pemrosesan yang cukup untuk bersaing dengan ASIC.

  • Cloud Mining

Cloud mining merupakan metode penambangan kripto bagi Anda yang memiliki modal namun tidak ahli di bidang komputasi. Anda hanya perlu membayar perusahaan untuk menambang kripto untuk Anda. Alih-alih menyiapkan perangkat penambangan Anda sendiri, Anda bisa menyewa satu perangkat penambangan dan menerima keuntungan setelah biaya pemeliharaan dan listrik dipotong. Meskipun terdengar seperti kesepakatan yang bagus, cloud mining biasanya membutuhkan komitmen dengan kontrak, dan jika harga kripto turun, Anda tidak akan mencapai titik impas.

  • Mining Pools

Mining pools adalah sekelompok penambang kripto yang mengumpulkan sumber daya mereka dan berbagi hadiah. Dengan bekerja sama, penambang akan lebih berpeluang mendapatkan kesempatan untuk menambang blok baru. Untuk penambangan Bitcoin, sangat sulit untuk menambang blok jika Anda beroperasi sendiri. Setiap mining pools memiliki persyaratan perangkat kerasnya sendiri, dengan sebagian besar mengharuskan Anda memiliki perangkat ASIC atau GPU.

4. Mengapa Bitcoin Membutuhkan Penambang?

Illust : Mengapa Bitcoin Membutuhkan Penambang
Sumber Asset : Business photo created by Sentavio – www.freepik.com

Penambang Bitcoin melakukan aktvitas penambangan untuk memverifikasi keabsahan transaksi Bitcoin. Metode ini dimaksudkan untuk menjaga agar pengguna Bitcoin tetap jujur. Dengan memverifikasi transaksi, penambang juga membantu mencegah masalah  double spending.

Double spending adalah skenario di mana pemilik Bitcoin secara tidak sah menghabiskan Bitcoin yang sama dua kali. Dengan mata uang fisik, double spending bukan masalah, berikut analoginya.

Ketika Anda menyerahkan uang $20 kepada seseorang untuk membeli sebuah topi, Anda tidak lagi memiliki uang tersebut, jadi tidak ada bahaya Anda dapat menggunakan uang $20 yang sama untuk membeli barang lain. Namun, double spending dapat terjadi dengan cryptocurrency sebagai alat pembayaran digital. Ada risiko bahwa pemegang kripto dapat membuat salinan token digital dan mengirimkannya ke pedagang atau pihak lain sambil tetap mempertahankan nilainya.

Katakanlah Anda memiliki satu pecahan $20 yang sah dan satu pecahan $20 yang sama. Jika Anda mencoba membelanjakan uang asli dan uang palsu, seseorang yang bersusah payah melihat kedua nomor seri uang kertas akan melihat bahwa keduanya memiliki nomor seri yang sama, yang berarti salah satunya pasti salah atau palsu. Apa yang dilakukan penambang Bitcoin serupa dengan itu. Mereka memeriksa transaksi untuk memastikan bahwa pengguna tidak mencoba membelanjakan bitcoin yang sama dua kali.

5. Penghasilan Penambang Bitcoin

Hadiah untuk penambangan Bitcoin berkurang setengahnya kira-kira setiap empat tahun. Ketika bitcoin pertama kali ditambang pada tahun 2009, menambang satu blok akan diberi imbalan 50 BTC. Pada tahun 2012, hadiah ini dipotong setengah menjadi 25 BTC. Di tahun 2016, hadiah ini dibagi dua lagi menjadi 12,5 BTC, dan menjadi 6,25 BTC pada tahun 2020.

Pada Maret 2022, harga Bitcoin adalah sekitar $39.000 per bitcoin, yang berarti Anda akan memperoleh $243.750 (6,25 x $39.000) untuk menyelesaikan satu blok. Dengan harga Bitcoin yang diprediksi akan terus meningkat, maka insentif penambangan tersebut tentu menguntungkan.

6. Risiko Crypto Mining

Risiko crypto mining selalu berhubungan dengan finansial dan regulasi. Penambangan Bitcoin dan penambangan secara umum adalah risiko finansial karena seseorang dapat melalui semua upaya untuk membeli peralatan penambangan senilai ratusan atau ribuan dolar hanya untuk tidak mendapatkan pengembalian investasi mereka karena gagal memenangkan blok. Risiko ini dapat dikurangi dengan bergabung bersama mining pools untuk menciptakan daya komputasi yang lebih kuat.

Risiko lainnya yaitu seputar regulasi. Jika Anda ingin menambang kripto dan Anda tinggal di daerah yang melarangnya, Anda harus mempertimbangkannya kembali. Anda harus melakukan riset secara mendalam mengenai peraturan negara Anda dan sentimen keseluruhan terhadap cryptocurrency sebelum berinvestasi dalam peralatan crypto mining yang mahal.

Satu potensi risiko tambahan dari pertumbuhan penambangan Bitcoin (dan juga sistem PoW lainnya) adalah meningkatnya penggunaan energi yang dibutuhkan oleh sistem komputer yang menjalankan algoritme penambangan. Meskipun efisiensi microchip telah meningkat untuk chip ASIC, pertumbuhan jaringan itu sendiri melampaui kemajuan teknologi. Akibatnya, ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan dan jejak karbon penambangan Bitcoin.

Namun demikian, ada upaya untuk mengurangi eksternalitas negatif ini dengan mencari sumber energi yang lebih bersih dan hijau untuk operasi pertambangan (seperti sumber panas bumi atau surya), serta memanfaatkan kredit offset karbon. Strategi lain yaitu beralih ke mekanisme konsensus yang lebih hemat energi seperti Proof of Stake (PoS), yang telah ditransisikan oleh Ethereum.