Ketua Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC), Gary Gensler, telah mengungkapkan sejumlah keprihatinan esensial terkait peran Kecerdasan Buatan (AI) dalam wawancara eksklusif dengan Ephrat Livni dari New York Times pada Senin, (7/8/2023).
Gensler menyatakan bahwa peningkatan dalam perkembangan alat AI generatif, seperti ChatGPT, menandai kesiapan teknologi ini untuk mengubah lanskap bisnis dan masyarakat secara signifikan. Namun, dia juga meramalkan bahwa AI dapat menjadi sumber potensi krisis keuangan di masa mendatang.
“Teknologi ini akan menjadi fokus utama di masa depan, kekacauan keuangan di masa mendatang… Hal ini terkait dengan infrastruktur ekonomi yang tangguh dalam lingkup dan koneksi,” ujar Gensler dalam wawancara tersebut.
Salah satu keprihatinan utama Gensler adalah kemungkinan adanya model AI yang mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan investor, membawa potensi terjadinya konflik kepentingan yang merugikan para investor.
“Dalam hal ini, penasihat dan broker seharusnya tak melebihi investor dalam hierarki,” tegas Gensler.
Dia mengklaim bahwa SEC telah mengusulkan beberapa solusi konkret untuk mengatasi potensi konflik semacam ini. Ketua SEC juga mengungkapkan keprihatinan tentang AI generatif yang memberikan nasihat keuangan yang keliru.
Baca Juga :Elon Musk Ubah Twitter ke “X” untuk Akses Layanan Keuangan Global
“Konsultan keuangan yang tunduk pada peraturan harus mematuhi tanggung jawab fidusia, kewajiban berhati-hati, serta prinsip kesetiaan terhadap klien mereka … Jika Anda menerapkan algoritme, Anda tetap diwajibkan untuk menjalankan tindakan yang cermat dengan prinsip yang sama,” tambahnya.
Gensler menekankan bahwa kewajiban fidusia, kehati-hatian, dan kesetiaan kepada klien harus tetap dijaga oleh penasihat investasi, terlepas dari apakah mereka menggunakan algoritme atau tidak. Ini menunjukkan komitmen SEC untuk memastikan perlindungan investor dalam era AI yang semakin maju. [RH]