Saat ini, perangkat elektronik sebagai media komunikasi telah menjadi suatu hal yang umum untuk dimiliki oleh banyak pihak dalam berbagai sektor. Tidak hanya pemaikaian pribadi, perangkat yang terhubung dengan internet juga diadopsi oleh sektor industri, pemerintahan, bahkan pertahanan negara. Sayangnya, untuk memfungsikan perangkat dengan internet menggunakan WiFi, Bluetooth, dan seluler masih memiliki hambatan. Seperti biaya tinggi, akses terbatas, dan memakan banyak energi.
Solusi yang kemudian muncul adalah Helium sebagai alternatif, sehingga perangkat tersebut dapat terhubung dengan internet. Jaringan Helium merupakan jaringan nirkabel terdesentralisasi yang memungkinkan perangkat di seluruh dunia terhubung ke internet secara nirkabel. Selain itu, perangkat juga dapat melakukan geolokasi sendiri tanpa memerlukan hardware lokasi satelit yang membutuhkan banyak daya dan biaya tinggi.
Dengan menggunakan teknologi blockchain, desentralisasi memungkinkan jangkauan jaringan nirkabel sebagai komoditas, didorong oleh persaingan, dan tersedia di mana pun dengan harga yang cenderung lebih murah. Keamanan dan open-source yang dimiliki jaringan memungkinkan pengembang untuk membangun perangkat berdaya rendah yang terhubung ke internet dengan cepat dan hemat biaya.
Baca juga Web 3.0 Kripto Helium (HNT), Jaringan Penghubung Perangkat IoT dengan Mekanisme Konsensus PoC
Dibangun pada tahun 2019, blockchain Helium menggunakan algoritma kerja baru yang disebut Proof-of-Coverage (PoC) untuk memverifikasi bahwa Hotspot berada di tempat yang mereka klaim. PoC dipilih karena mampu memanfaatkan sifat unik dari frekuensi radio (RF) untuk menghasilkan bukti yang mendukung Jaringan Helium dan penggunanya.
Selain itu, protokol dalam jaringan ini juga memiliki beberapa karakteristik yang canggih dan aman. Di antaranya adalah permissionless, sehingga setiap hotspot yang beroperasi sesuai dengan aturan konsensus dan spesifikasi jaringan dapat berpartisipasi secara bebas; terdesentralisasi, sehingga tidak ada kesempatan untuk memanfaatkan biaya energi yang murah atau memasang lebih banyak hardware di lokasi yang sama; Byzantine Fault Tolerant, sehingga konsensus masih dapat dicapai selama ambang batas pengguna bertindak jujur; dan sebagainya.
Bukan tanpa cela, penggunaan Jaringan Helium juga memiliki risiko. Hal tersebut terjadi karena penyedia layanan internet melarang pelanggan untuk menjual kembali bandwidth dan menggunakan Jaringan Helium. Ketika Helium menyebar luas, ISP dapat menindak pengguna yang mengambil keuntungan dengan memanfaatkan bandwidth mereka.