Headlines

Jack Dorsey Mengkritik Kegagalan Ethereum secara Keseluruhan

Illust : Jack Dorsey Mengkritik Kegagalan Ethereum secara Keseluruhan

Mantan pendiri Twitter dan CEO Block, Jack Dorsey mengunggah kritik keras terhadap Ethereum. Melalui Twitter, Jack Dorsey mengatakan bahwa blockchain Ethereum memiliki banyak titik kegagalan dan yang tidak menarik baginya. Dorsey tidak memiliki ketakutan sama sekali atas cuitan tersebut.

Pada pekan lalu, ia menyeret aplikasi perdagangan Robinhood dan CEO-nya, Vladimir Tenev. Sebelum natal tahun lalu, ia menanggapi utas kripto yang dibuat Cardi B dan mengecah perusahaan modal ventura Web3. Dorsey merupakan seorang maksimalis Bitcoin yang bangga dan mengatakan bahwa seluruh cryptocurrency lainnya tidak ia perhitungkan.

Pada musim panas lalu, ia menjawab ‘tidak’ ketika seseorang mengatakan bahwa ‘itu hanya masalah waktu, sebelum CEO Block berinvestasi di Ethereum.’ Satu setengah bulan kemudian, ia secara tidak sengaja membagikan unggahan anti-Ethereum. Namun, kritik Dorsey terhadap ETH tersebut tetap dinilai tidak jelas hingga akhir pekan lalu.

Baca juga Merger Jaringan Ethereum Ditunda, Apa Kata Para Analis?

Kritik tersebut berawal dari unggahan Vitalik Buterin, co-creator Ethereum. Buterin merujuk pada pembelian terbaru oleh CEO Tesla, Elon Musk sebesar 9.2% saham Twitter. Pembelian tersebut diyakini menyebabkan pengambilalihan oleh co-creator Dogecoin, Jackson Palmer. Buterin menuliskan bahwa meskipun pada prinsipnya ia tidak menentang Musk mengambil alih Twitter, ia khawatir langah tersebut menjadi preseden bahaya bagi individu dan organisasi yang kurang liberal.

Dorsey pun menanggapi, “Saya sependapat. Saya tidak percaya setiap individu atau institusi harus memiliki media sosial, atau lebih umum lagi perusahaan media. Ini harus menjadi protokol yang terbuka dan dapat diverifikasi.”

Pada titik tersebut, DeSo yang merupakan jejaring sosial bertenaga kripto masuk ke dalam utas untuk melakukan promosi diri. Dorsey pun menjawab bahwa jika DeSo merupakan protokol Ethereum, ia tidak tertarik.

Sebelum meninggalkan Twitter November lalu, Dorsey ingin merancang standar terdesentralisasi untuk platform media sosial. Untuk mencapai tujuan ini, tahun 2019 ia mendanai sebuah inisiatif, ‘Blue Sky’ oleh CTO Paral Agrawal. Pada Agustus 2021, Dorsey menunjuk Jay Graber selaku pencipta Happening sebagai pemimpin proyek. Agrawal pun menjadi CEO Twitter setelah kepergian Dorsey.   

Sumber: Decrypt