FTX Jepang tampaknya memiliki nasib yang lebih baik dari FTX yang lain di tengah keruntuhanya akhir-akhir ini, yang berdampak langsung pada 134 anak perusahaannya.
Pertukaran FTX Jepang juga diketahui bermaksud untuk menangani pengembalian uang pelanggan dalam beberapa minggu mendatang.
”Tim manajemen FTX yang baru telah diberitahu dan diberi lampu hijau dalam melakukan persiapan untuk melanjutkan layanan penarikan. Tim teknik kami juga terus berusaha untuk memungkinkan pengguna FTX Jepang untuk melakukann penarikan dana mereka, dan pengembangan rencana ini telah dimulai, menurut pernyataan dari FTX.
Situasi FTX di Jepang saat ini tidak diragukan lagi bahkan lebih baik daripada FTX International, FTX Australia, dan FTX US, yang masih terperosok dalam kerumitan prosedur kebangkrutan dan belum menyatakan kepastian waktu proses penarikan dan pengembalian uang pelanggannya.
Baca Juga : FTX Jepang menyusun rencana untuk mengembalikan dana klien
Lantas hal apa yang membuat FTX Jepang masih tangguh dan mampu memenuhi kewajibannya? berikut ulasan yang diterbitkan oleh Coindesk.
Adanya pengalaman Jepang dengan peretasan Coincheck yang pernah terjadi pada tahun 2017 dan kebangkrutan pertukaran cryptocurrency MT GOX yang berbasis di Tokyo pada tahun 2014, hal ini lah yang dijadikan pengalaman sehingga dapat membuat FTX Jepang tetap bertahan.
Untuk pertukaran mata uang kripto, atau yang disebut sebagai Penyedia Layanan Pertukaran Aset Kripto (CAESP), Badan Layanan Keuangan Jepang (FSA) menetapkan seperangkat standar yang komprehensif bersama OJK di Jepang yang bertugas mengatur industri perbankan, sekuritas, bursa, dan asuransi.
Dibawah ini ada enam komponen penting kerangka kerja FSA yang memantau pertukaran kripto dan pada akhirnya dapat melindungi pelanggan dari kerugian.
- Memisahkan Antara Dana Pelanggan dan Bursa
Pemisahan dana ini dapat membatasi ruang lingkup penipuan. Misalnya, jika uang pelanggan yang disimpan oleh anak perusahaan Jepang, mereka gabungkan dengan dana perusahaan FTX, akan lebih mudah bagi eksekutif FTX yang berbasis di Bahama untuk mengambil dana tersebut.
- Melibatan Pihak Ketiga
Melibatkan pihak ketiga antara FTX Jepang dan pelanggan, dapat membuat regulator akan mengurangi kebebasan orang dalam FTX dalam mengutak-atik uang pelanggannya.
- Adanya Perlindungan Konsumen dari Kebangkrutan
Dalam hal ini pelanggan berhak atas pembayaran prioritas di bawah perlindungan kebangkrutan, yang dinyatakan dengan lebih tegas. Pelanggan adalah kreditur bursa. Mereka berhak atas pengembalian karena mereka memiliki IOU yang diterbitkan di bursa.
- Aset Kripto 95% Disimpan di Cold Wallet
FSA mengamanatkan bahwa setidaknya 95% cryptocurrency pelanggan disimpan dalam Cold Wallet oleh bursa Jepang. Cold wallet lebih tahan terhadap serangan dan penipu internal karena tidak berjalan secara online.
- Adanya Jaminan Dari Bursa Sendiri
5% kripto pelanggan yang dapat disimpan dalam hot-wallet, bursa Jepang harus “menjamin” setiap aset yang ada di hot-wallet kripto pelanggan dengan kripto milik bursa yang disimpan dalam cold wallet terpisah.
- Melakukan Verifikasi Rutin Dari Pengawas Eksternal
Langkah yang terakhir adalah setiap pertukaran di Jepang diharuskan melakukan “audit manajemen terpisah” tahunan di mana akuntan memastikan bahwa semua persyaratan yang disebutkan di atas terpenuhi.
Sumber : coinvestasi.com