India dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menandatangani nota kesepahaman pada Sabtu (15/7/2023) dengan tujuan mempromosikan penyelesaian perdagangan yang tidak lagi menggunakan dolar AS, melainkan menggunakan rupee dan dirham, seperti yang dilaporkan oleh Newsbitcoin.com.
Menurut Menteri Luar Negeri India, Vinay Mohan Kwatra, kunjungan perdana Menteri Narendra Modi ke Abu Dhabi, meskipun singkat, menjadi tonggak penting dalam hubungan antara India dan UEA.
“Aspek yang sungguh penting dalam hubungan kerjasama antara India dan UEA ini akan membuka peluang kolaborasi ekonomi yang lebih baik dan mendorong kemudahan dalam interaksi keuangan global” ujar Perdana Menteri Narendra Modi.
Selain itu, kedua negara juga mengumumkan rencana untuk Institut Teknologi India mendirikan kampus di Abu Dhabi, bekerja sama dengan IIT-Delhi. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi inovasi teknologi antara India dan UEA.
“Interaksi antara negara kita telah berkembang pesat, kontribusi besar dari Anda telah berperan penting dalam hal tersebut. Setiap warga India menganggap Anda sebagai sahabat sejati” kata modi saat berbicara dengan Presiden UEA dan penguasa Abu Dhabi, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Baca Juga :Tantangan Serius Mata Uang BRICS: Persatuan dalam Keterbukaan
Pada bulan Januari, hanya enam bulan sebelumnya, Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan, mengumumkan keinginan pemerintahannya untuk melakukan perdagangan dengan mata uang selain dolar AS.
Dampaknya, saat ini India lebih memilih menggunakan dirham UEA dalam pembelian minyak mentah dari Rusia daripada menggunakan dolar AS.
Keputusan ini menunjukkan pergeseran dalam preferensi mata uang dalam perdagangan internasional dan menandai dorongan kuat untuk diversifikasi mata uang di wilayah tersebut.
Kesepakatan antara India dan UEA untuk meninggalkan penggunaan dolar AS dalam perdagangan mencerminkan langkah strategis mereka untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang tersebut dan menguatkan hubungan ekonomi di antara kedua negara. [RH]