Blockchain merupakan teknologi revolusioner yang telah terbukti nyata memberikan segudang manfaat untuk berbagai sektor industri, tak terkecuali industri keuangan. Blockchain menawarkan masa depan industri keuangan yang lebih maju dan efisien.
Menanggapi perkembangan blockchain, Tokocrypto dan FEB UGM mengadakan webinar edukasi bertajuk “Blockchain dan Masa Depan Sektor Keuangan” pada Kamis (21/4/22) yang diikuti oleh 97 partisipan. Webinar ini diisi oleh praktisi dan akademisi berpengalaman, yaitu Teguh Kurniawan Harmanda – COO Tokocrypto, dan 2 dosen FEB UGM, Dr. Rangga Almahendra dan Dr. Nofie Iman.
Blockchain dan Masa Depan Sektor Keuangan
Para pembicara memberikan edukasi menarik tentang blockchain dengan perspektif yang berbeda.
Menurut Harmanda – COO Tokocrypto, blockchain dapat diibaratkan seperti Google Docs, yang membuat dokumen dapat dibagikan, bukan disalin atau ditransfer yang memberi semua orang akses secara bersamaan. Blockchain memiliki karakteristik yang sama seperti Google Docs, yaitu transparan, immutable, dan transfer cepat. Sedangkan menurut Dr. Rangga – dosen FEB UGM, blockchain merupakan teknologi yang menghilangkan peran pihak ketiga.
“Blockchain adalah teknologi yang memungkinkan kita untuk mengeliminasi peran pihak ketiga dalam transaksi. Banyak bisnis di sekitar kita yang sebetulnya intermediary, seperti bank, travel agent, asuransi, atau bahkan rumah sakit. sehingga potensi disrupsi dengan adanya blockchain ini sangat besar sekali,” jelas Dr. Rangga.
Baca juga Kerja Sama BRI Ventures dan Tokocrypto dalam Mendorong Indonesia sebagai Digital Powerhouse
Seperti yang dijelaskan Dr.Rangga, blockchain memiliki potensi disrupsi yang cukup besar, salah satu bukti nyatanya adalah cryptocurrency dan DeFi.
Pasar kripto berkembang sangat pesat di Indonesia. Berdasarkan data yang dibagikan oleh Harmanda, investor kripto di Indonesia bertambah sebanyak lebih dari 8 juta dalam kurun waktu 2 tahun sejak 2020. Jumlah transaksi aset kripto mencapai Rp. 859 triliun di kuartal keempat 2021. Pemerintah juga akan mulai menerapkan pajak aset kripto mulai 1 Mei tahun ini.
“Penerapan pajak tentu hal yang penting bagi kami dan kami akan sangat mendukungnya. Karena ketika kita berbicara tentang pendapatan negara, maka industri tersebut dianggap memiliki legitimasi yang lebih baik dibanding dengan industri yang belum dikenakan pajak,” ungkap Harmanda.
Blockchain adalah Solusi
DeFi merupakan salah satu layanan keuangan berbasis blockchain yang sedang berkembang. Namun pengaplikasian DeFi di Indonesia masih dalam tahap awal. Belum ada institusi yang sepenuhnya menerapkan DeFi, karena belum ada regulasi yang jelas. Namun sebenarnya pengembangan DeFi lebih potensial bagi Indonesia untuk menjangkau seluruh daerah secara merata, efisien, dan transparan.
DeFi merupakan solusi dan masa depan sektor keuangan yang sesungguhnya, seperti yang disampaikan oleh Dr. Nofie Iman – dosen FEB UGM pada webinar tersebut.
“Blockchain bukan untuk menggantikan uang, bukan untuk menggantikan payment gateway, atau menjadi inevstment vehicle, tetapi untuk menciptakan mutual trust.”