Cristiano Ronaldo, bintang sepak bola terkemuka, baru-baru ini menjalani tes pendeteksi kebohongan dalam rangka merayakan perilisan koleksi NFT keduanya pada bulan Juli.
Dalam upaya untuk memberikan kejelasan kepada penggemar tentang kepemilikannya terhadap NFT, Ronaldo memutuskan untuk menjalani tes tersebut. Hasil tes ini dengan tegas memastikan bahwa pemain sepak bola ini jujur.
Tes pendeteksi kebohongan ini menjadikan Cristiano Ronaldo semakin percaya diri dalam mengumumkan bahwa ia akan merilis lebih banyak NFT di masa depan. Seiring dengan popularitasnya dalam dunia sepak bola, Ronaldo juga semakin dikenal sebagai tokoh yang aktif di dunia NFT.
Pada tahun 2022, Cristiano Ronaldo menjalin kemitraan yang sangat signifikan dengan Binance, salah satu platform pertukaran kripto terkemuka.
Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi Web3 kepada penggemar sepak bola di seluruh dunia melalui NFT. Ini adalah langkah besar dalam memadukan dunia olahraga dengan teknologi blockchain yang sedang berkembang pesat.
Baca juga: Binance Akan Meluncurkan Koleksi Kedua NFT Cristiano Ronaldo
Namun, dalam perkembangan terkait pajak di era metaverse, Profesor Hukum Christine Kim telah mempublikasikan sebuah makalah yang mengusulkan regulasi perpajakan yang ketat untuk metaverse.
Menurut Kim, metaverse harus tunduk pada sistem perpajakan yang jelas. Ia berpendapat bahwa mengabaikan perpajakan dapat mengubah metaverse menjadi “surga pajak.”
Dalam makalahnya, Profesor Kim juga mengemukakan beberapa usulan perpajakan yang menarik. Salah satunya adalah mengenakan pajak segera setelah mendapatkan keuntungan, termasuk pendapatan yang belum direalisasi.
Ini merupakan wacana yang akan menjadi sorotan dalam perdebatan mengenai peraturan perpajakan di era digital ini. [RH]