Sebuah eksperimen sosial untuk memberikan identitas blockchain permanen telah berhasil menghasilkan 7,9 miliar NFT CryptoGreyman yang identik secara digital. Eksperimen ini dilakukan oleh seniman Belanda, Dadara dan RAIRtech, platform manajemen hak digital non-fungible token (NFT).
Walaupun jika dilihat secara fisik semua NFT tersebut terlihat sama, masing-masing dari NFT di koleksi tersebut memiliki nomor serinya sendiri-sendiri yang berbeda. Menjadikannya sebagai bentuk kritik tentang cara orang-orang dilihat di dunia korporat terpusat.
Di industri NFT yang berlomba-lomba menciptakan kelangkaan dengan memaksakan sifat ‘langka’ dan menawarkan koleksi terbatas dan komunitas eksklusif, NFT CryptoGreyman justru berusaha melakukan hal yang sebaliknya. CryptoGreyman memutuskan untuk membuat koleksi NFT yang identik satu sama lainnya dan dapat dibeli dengan harga 1 MATIC (sekitar $2).
NFT tersebut menampilkan karakter Greyman, yang awalnya dibuat oleh Dadara pada tahun 1990-an dan telah diberi makeover Web3 pixelated. Satu-satunya karakteristik unik dari NFT tersebut adalah nomor serinya yang diberikan secara berurutan. Dengan meluncurkan CryptoGreyman, Dadara berharap hal tersebut dapat memulai adanya diskusi tentang potensi di industri Web3 yang terdesentralisasi untuk menciptakan bentuk individualitas yang lebih jujur dengan mengutamakan penggunanya.
Baca juga Katana Inu Meluncurkan Game PC dengan Ekosistem NFT
Proyek ini bukan hanya sebuah eksperimen tetapi juga membawa manfaat bagi para pengungsi di dunia nyata. Proyek ini telah bekerja sama dengan Movement on the Ground, sebuah organisasi non-profit yang berusaha untuk menaikkan martabat penerimaan pengungsi di seluruh dunia. RAIRtech menempatkan 2.222 NFT bernomor paling dicari dalam perbendaharaan.
Movement on the Ground akan menyebarkan cadangan tersebut sebagai bagian dari program pendidikan yang mengajarkan para pengungsi cara membuat dompet dan menjual NFT mereka. Hal tersebut akan memungkinkan mereka untuk membuat awal kehidupan baru dengan dompet yang bisa dibawa kemana saja.
Isu ini dipilih karena salah satu masalah terbesar yang dihadapi pengungsi saat ini adalah perjuangan untuk mendapatkan bentuk identifikasi layak yang diperlukan untuk mencari perlindungan. Seringkali pengungsi dan pencari suaka dilihat oleh negara dan pemerintah bukan sebagai orang yang melarikan diri dari situasi yang sulit mereka hadapi sendiri, melainkan hanya sebagai dokumen yang menumpuk di atas meja.
